BeritaHaji.id - Menjadi petugas haji adalah impian banyak orang, diantara sekian juta warga Indonesia, ada salah satu orang yang beruntung menjadi petugas haji bahkan berulang hingga 17 kali.
Sosok tersebut adalah Iwan Bonex, ASN Kementerian Agama yang yang dipercaya oleh pimpinan untuk menjadi Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di bandara Jeddah dan Madinah.
“Alhamdulillah menjadi petugas haji 17 kali, dipercaya oleh pimpinan selalu bandara,” ungkap Iwan.
Dari belasan kali bertugas, selain melayani jemaah haji sebagaimana yang lain, Iwan juga berperan memberikan pengalaman pada petugas haji yang baru, khususnya pada tugas fungsi (Tusi) pelayanan pemulangan (Yanpul) yang dibebankan kepadanya.
“Walaupun kita sudah berpengalaman di bandara setiap tahun, tapi kita berbagi pengalaman kepada yang baru-baru. Insya Allah yang kita beri pengalaman tersebut mereka menurunkan ke yang baru lagi, ibarat pahala itu tidak putus, Alhamdulillah Jadi Pahala ke kita juga,” tukasnya.
Beberapa kali menjadi petugas haji di Arab Saudi, membuat wajah Iwan sering tersorot kamera wartawan. Aktifitasnya menuntun, mendorong kursi roda bahkan menggendong jamaah terdokumentasi di televisi maupun media elektronik dan cetak.
“Sering saya didokumentasikan saat sedang gendong jamaah, saya tidak tahu mereka (wartawan) memfoto atau merekam, tahu-tahu dari keluarga di Indonesia, istri atau anak ngirim pesan: ayah masuk TV! Ayah ada di koran,” ujarnya
Menurutnya, aktivitasnya seperti sedang menggendong lalu terekam tersebut bukannya sengaja, namun karena memang niat awal sebagai petugas yang melayani jemaah haji.
“Bukannya macam-macam kita gendong jamaah atau mendorong kursi roda Jamaah, bukannya mau pansos, sebenarnya karena niat dari awal kita sebagai petugas haji, kan kita sebagai pelayan duyufurrahman (para tamu Allah),” ujarnya berapi-api.
Iwan Bonex menyatakan, terpilih menjadi petugas haji itu susah, makanya jika ditunjuk sebagai petugas haji harus semaksimal mungkin dalam melayani.
Dengan ketulusannya, Iwan mengaku mendapatkan banyak kenangan, salah satunya bersua dengan jemaah haji tertua sedunia asal Pulau Madura. Jamaah tersebut menurutnya berhaji sekeluarga, bersama 6 keturunan hingga di bawah jalur buyut.
“Alhamdulillah selama ini sudah banyak jamaah haji yang kemudian saya anggap menjadi saudara-saudara saya, termasuk jamaah tertua di dunia tahun 2018, sampai sekarang masih berhubungan dengannya," jelasnya.
Julukan Iwan Bonek melekat hingga kini, pria asal Betawi tersebut mengaku awal mendapatkan julukan unik itu pada tahun 2007, saat ia berhasil mengatasi sebuah insiden.
“Sebenarnya dapat julukan Bonek itu terjadi ketika 2007, ketika saya mendapat tugas bisa menyelesaikan masalah dengan jamaah yang arogan, yang mengaku pejabat tinggi negara dan minta dilayani VIP,” ungkapnya.
Padahal, dirinya saat itu tidak menerima informasi apapun dari Kementerian Luar Negeri seperti adanya jamaah VIP. Iwan Bonek lalu berupaya menenangkan jamaah tersebut.
Sosok tersebut adalah Iwan Bonex, ASN Kementerian Agama yang yang dipercaya oleh pimpinan untuk menjadi Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di bandara Jeddah dan Madinah.
“Alhamdulillah menjadi petugas haji 17 kali, dipercaya oleh pimpinan selalu bandara,” ungkap Iwan.
Dari belasan kali bertugas, selain melayani jemaah haji sebagaimana yang lain, Iwan juga berperan memberikan pengalaman pada petugas haji yang baru, khususnya pada tugas fungsi (Tusi) pelayanan pemulangan (Yanpul) yang dibebankan kepadanya.
“Walaupun kita sudah berpengalaman di bandara setiap tahun, tapi kita berbagi pengalaman kepada yang baru-baru. Insya Allah yang kita beri pengalaman tersebut mereka menurunkan ke yang baru lagi, ibarat pahala itu tidak putus, Alhamdulillah Jadi Pahala ke kita juga,” tukasnya.
Tahu-tahu direkam
Beberapa kali menjadi petugas haji di Arab Saudi, membuat wajah Iwan sering tersorot kamera wartawan. Aktifitasnya menuntun, mendorong kursi roda bahkan menggendong jamaah terdokumentasi di televisi maupun media elektronik dan cetak.
“Sering saya didokumentasikan saat sedang gendong jamaah, saya tidak tahu mereka (wartawan) memfoto atau merekam, tahu-tahu dari keluarga di Indonesia, istri atau anak ngirim pesan: ayah masuk TV! Ayah ada di koran,” ujarnya
Menurutnya, aktivitasnya seperti sedang menggendong lalu terekam tersebut bukannya sengaja, namun karena memang niat awal sebagai petugas yang melayani jemaah haji.
“Bukannya macam-macam kita gendong jamaah atau mendorong kursi roda Jamaah, bukannya mau pansos, sebenarnya karena niat dari awal kita sebagai petugas haji, kan kita sebagai pelayan duyufurrahman (para tamu Allah),” ujarnya berapi-api.
Iwan Bonex menyatakan, terpilih menjadi petugas haji itu susah, makanya jika ditunjuk sebagai petugas haji harus semaksimal mungkin dalam melayani.
“Semua orang ingin jadi petugas haji, tidak perlu antri seperti jamaah haji yang lain itu, ada prosesnya semua kan jadi petugas lagi, dan juga niat dari mereka itu dari awal untuk melayani jamaah haji gitu, dan juga ada komitmen bersedia tidak berhaji. Intinya kita tuh pelayanan supaya para duyufurrahman,” tegasnya.
Aktivitas Iwan Bonek melayani jemaah haji seperti menggendong atau mendorong kursi roda saya sering dinilai sebagai hal berharga oleh jemaah, tak sedikit diantara mereka yang menawarkan uang tips kepadanya.
“Kebiasaan orang dari Indonesia kan suka memberi uang tips, saya bilang: maaf kami pelayan di sini, silahkan digunakan untuk yang lebih membutuhkan, bukannya menolak rezeki, saya Ikhlas di sini membantu jamaah,” ujarnya.
Niat tulus dibalas tips
Aktivitas Iwan Bonek melayani jemaah haji seperti menggendong atau mendorong kursi roda saya sering dinilai sebagai hal berharga oleh jemaah, tak sedikit diantara mereka yang menawarkan uang tips kepadanya.
“Kebiasaan orang dari Indonesia kan suka memberi uang tips, saya bilang: maaf kami pelayan di sini, silahkan digunakan untuk yang lebih membutuhkan, bukannya menolak rezeki, saya Ikhlas di sini membantu jamaah,” ujarnya.
Bersama jamaah haji berusi 125 tahun asal Madura. Foto ist.
Dengan ketulusannya, Iwan mengaku mendapatkan banyak kenangan, salah satunya bersua dengan jemaah haji tertua sedunia asal Pulau Madura. Jamaah tersebut menurutnya berhaji sekeluarga, bersama 6 keturunan hingga di bawah jalur buyut.
“Alhamdulillah selama ini sudah banyak jamaah haji yang kemudian saya anggap menjadi saudara-saudara saya, termasuk jamaah tertua di dunia tahun 2018, sampai sekarang masih berhubungan dengannya," jelasnya.
Diceritakannya, jemaah haji tertua yang berangkat haji bersama enam keturunannya itu bahkan sampai minta foto berdua bersamanya. "Mencetak foto tersebut dipajang di rumahnya,” ungkapnya bangga.
Asal mula julukan Iwan Bonek
Julukan Iwan Bonek melekat hingga kini, pria asal Betawi tersebut mengaku awal mendapatkan julukan unik itu pada tahun 2007, saat ia berhasil mengatasi sebuah insiden.
“Sebenarnya dapat julukan Bonek itu terjadi ketika 2007, ketika saya mendapat tugas bisa menyelesaikan masalah dengan jamaah yang arogan, yang mengaku pejabat tinggi negara dan minta dilayani VIP,” ungkapnya.
Padahal, dirinya saat itu tidak menerima informasi apapun dari Kementerian Luar Negeri seperti adanya jamaah VIP. Iwan Bonek lalu berupaya menenangkan jamaah tersebut.
“Setelah saya Tenangkan, saya bicara pelan-pelan, kebetulan jamaah tersebut gelombang kedua dan mendarat di Jeddah, dia belum berpakaian ihram lalu saya silahkan untuk mandi dulu, ganti pakaian ihram, sholat sunnah 2 rakaat, setelahnya baru kita ngobrol lagi,” tukas Iwan.
Setelah upaya persuasif yang dilakukannya, jamaah yang dihadapi Iwan tersebut lantas sadar akan tindakannya bahkan meminta maaf ke petugas haji yang sebelumnya mendapatkan kata-kata kasar dari jemaah tersebut.
“Kami pun melayani dengan dengan tulus, walaupun di awal dia kasar kita layani bahkan kita dudukan di bangku terdepan dia dengan istrinya,” imbuhnya.
Setelah insiden tersebut, beberapa petinggi haji Kemenag memberikan julukan ‘Iwan Bonek’ kepadanya. “Pantas kamu dibilang Bonek, bocah nekat! Dan melekatlah julukan tersbut sampai sekarang ini, hehehe,” pungkasnya.
Setelah upaya persuasif yang dilakukannya, jamaah yang dihadapi Iwan tersebut lantas sadar akan tindakannya bahkan meminta maaf ke petugas haji yang sebelumnya mendapatkan kata-kata kasar dari jemaah tersebut.
“Kami pun melayani dengan dengan tulus, walaupun di awal dia kasar kita layani bahkan kita dudukan di bangku terdepan dia dengan istrinya,” imbuhnya.
Setelah insiden tersebut, beberapa petinggi haji Kemenag memberikan julukan ‘Iwan Bonek’ kepadanya. “Pantas kamu dibilang Bonek, bocah nekat! Dan melekatlah julukan tersbut sampai sekarang ini, hehehe,” pungkasnya.