Menteri BUMN Erick Thohir. Foto Himpuh News.
BeritaHaji.id - Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir, menegaskan pentingnya pengembangan Kampung Haji sebagai langkah strategis.
Tak hanya soal ibadah, proyek ini juga menyasar penguatan ekonomi umat hingga efisiensi layanan haji dan umrah.
Erick menilai, Indonesia sebagai salah satu negara pengirim jemaah haji dan umrah terbesar seharusnya bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan produk dan layanan yang menunjang perjalanan ibadah.
"Jangan sampai ketika kita merupakan terbesar umrah dan haji, umrah itu bisa 1,5 juta. Tetapi produk-produk di belakangnya itu buatan Thailand, buatan Malaysia, buatan Vietnam," ujar Erick dalam wawancara yang diikuti dari Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2025, dikutip dari Himpuh News.
Melalui Kampung Haji, pemerintah menargetkan pembangunan pusat layanan terintegrasi. Proyek ini akan menggandeng pelaku usaha lokal di berbagai sektor, mulai dari katering halal, penginapan, hingga layanan kesehatan.
Tak hanya memperkuat industri lokal, inisiatif ini juga diharapkan bisa memangkas biaya perjalanan haji yang selama ini dikenal mahal.
"Kalau biasanya haji bisa lebih dari 20 hari karena antrean akomodasi dan penerbangan, dengan sistem yang terintegrasi dan efisien, kita bisa potong durasi itu dan biaya juga ikut turun," katanya.
Erick menambahkan, Kampung Haji selaras dengan arah pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Inisiatif ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan keadilan sosial dan pemberdayaan umat,” ujarnya.
"Pak Presiden ingin bangsa ini mandiri, termasuk dalam urusan haji dan umrah. Melayani bangsa sendiri itu bukan hanya mulia, tapi wajib," lanjutnya.
Dalam konteks ini, Erick yang juga bertindak sebagai pengawas Dewan Danantara, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah CEO Danantara, Rosan Roeslani. Ia menyebut Kampung Haji sebagai proyek strategis nasional yang memadukan pelayanan dan kemandirian ekonomi.
"Ini hal-hal yang saya rasa visi kerakyatan kebangsaan yang luar biasa dari Bapak Presiden," kata Erick.
Erick menilai, Indonesia sebagai salah satu negara pengirim jemaah haji dan umrah terbesar seharusnya bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan produk dan layanan yang menunjang perjalanan ibadah.
"Jangan sampai ketika kita merupakan terbesar umrah dan haji, umrah itu bisa 1,5 juta. Tetapi produk-produk di belakangnya itu buatan Thailand, buatan Malaysia, buatan Vietnam," ujar Erick dalam wawancara yang diikuti dari Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2025, dikutip dari Himpuh News.
Melalui Kampung Haji, pemerintah menargetkan pembangunan pusat layanan terintegrasi. Proyek ini akan menggandeng pelaku usaha lokal di berbagai sektor, mulai dari katering halal, penginapan, hingga layanan kesehatan.
Tak hanya memperkuat industri lokal, inisiatif ini juga diharapkan bisa memangkas biaya perjalanan haji yang selama ini dikenal mahal.
"Kalau biasanya haji bisa lebih dari 20 hari karena antrean akomodasi dan penerbangan, dengan sistem yang terintegrasi dan efisien, kita bisa potong durasi itu dan biaya juga ikut turun," katanya.
Erick menambahkan, Kampung Haji selaras dengan arah pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Inisiatif ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan keadilan sosial dan pemberdayaan umat,” ujarnya.
"Pak Presiden ingin bangsa ini mandiri, termasuk dalam urusan haji dan umrah. Melayani bangsa sendiri itu bukan hanya mulia, tapi wajib," lanjutnya.
Dalam konteks ini, Erick yang juga bertindak sebagai pengawas Dewan Danantara, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah CEO Danantara, Rosan Roeslani. Ia menyebut Kampung Haji sebagai proyek strategis nasional yang memadukan pelayanan dan kemandirian ekonomi.
"Ini hal-hal yang saya rasa visi kerakyatan kebangsaan yang luar biasa dari Bapak Presiden," kata Erick.
.png)
.jpg)
.png)
