Daftar Bersama Suami, Tukijah Akhirnya Berangkat Sendiri ke Baitullah

Redaksi
0


Jemaah haji Tukijah. Foto: Kemenag.

Jakarta.BeritaHaji.id - Tukijah tak pernah menyangka akan melangkahkan kaki ke Tanah Suci tanpa ditemani oleh suami tercinta. Sejak awal, niat untuk menunaikan ibadah haji bukanlah niat pribadi. 

Ibadah haji adalah mimpi bersama yang mereka rajut sebagai pasangan. Namun, takdir mengambil arah lain. Dua tahun setelah mendaftar haji, suaminya dipanggil oleh Sang Pemilik Kehidupan.

“Bapak meninggal tahun 2015, padahal beliau yang paling bersemangat ingin berangkat haji,” ujar Tukijah mengenang, saat ditemui Humas Kankemenag Kota Jakarta Timur di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (13/5/2025).

Ia masih mengingat jelas bagaimana semangat sang suami ketika suatu hari pulang dari rumah temannya. Dengan penuh antusiasme, ia mengajak Tukijah mendaftar haji karena baru saja mendapat informasi dari seorang pegawai Kementerian Agama. Saat itu, tabungan mereka pun sudah cukup.

Tukijah mengiyakan ajakan itu tanpa banyak pertimbangan. Baginya, ketika kesempatan dan usia masih ada, maka langkah untuk beribadah ke Tanah Suci patut disegerakan.

Pendaftaran pun mereka lakukan pada tahun 2013. Mengingat mereka kurang memahami teknis pelaksanaan haji, pasangan ini memutuskan untuk bergabung dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU). Meski awalnya kesulitan karena banyak KBIHU yang telah penuh, akhirnya mereka diterima di KBIHU Fajrul Islam berkat bantuan dari petugas Kemenag.

Sang Suami Dipanggil Allah SWT 

Namun, pada 2015, sebelum sempat menunaikan ibadah haji, sang suami dipanggil Allah SWT. Tukijah sempat merasa ragu dan berat untuk melanjutkan perjalanan ini seorang diri.

“Awalnya saya sempat bingung, gimana ya, bapak udah gak ada, masa saya jalan sendiri. Tapi Alhamdulillah, ketika tiba waktunya, saya sudah siap,” ungkapnya dengan tegas.

Kepergian sendiri ini bukan karena keinginan, melainkan karena keterbatasan kuota pendamping haji. Awalnya, sang anak berniat menemani, namun slot pendamping sudah penuh. Maka, Tukijah, seorang ibu dari tiga anak, harus berangkat ke Tanah Suci seorang diri.

Meski begitu, ia tak merasa sendiri. Di sana, ia menemukan banyak jemaah lain dengan semangat yang sama, para perempuan tangguh yang menunaikan ibadah haji meski tanpa pendamping.

“Sedih, pasti. Karena bapak yang paling ingin sekali naik haji. Tapi ini mungkin jalan dari Allah. Saya yakin, saya bisa. Saya sehat, saya kuat,” ucapnya mantap.

Kini, harapan terbesarnya adalah semoga ibadah hajinya diterima oleh Allah SWT, menjadi haji yang mabrur, dan ia bisa kembali pulang ke tanah air dalam keadaan sehat dan penuh berkah.

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top