Dear Jemaah Haji: Kartu Nusuk Adalah Nyawa Kedua, Jangan Sampai Tertinggal

Redaksi
0

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi (Kemenag)

BeritaHaji.id - Paspor selama ini menjadi dokumen utama bagi setiap warga negara Indonesia saat berada di luar negeri. Namun, dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025, satu kartu justru memiliki peran yang jauh lebih vital, yakni Kartu Nusuk.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi, menegaskan bahwa Kartu Nusuk kini menjadi elemen paling krusial dalam seluruh rangkaian ibadah haji. 

“Nusuk ini seperti nyawa kedua jemaah. Bahkan, dalam konteks operasional haji, lebih penting daripada paspor,” ujarnya usai rapat koordinasi dengan Tim Daker Madinah, Senin (5/5) malam waktu setempat.

Pernyataan itu bukan tanpa alasan. Tanpa Kartu Nusuk, jemaah tidak akan diizinkan masuk ke wilayah Makkah, apalagi mengikuti puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Seluruh sistem layanan di Tanah Suci, dari transportasi hingga akomodasi, kini terintegrasi dengan kartu ini.

Identitas Digital yang Tak Tergantikan

Kartu Nusuk merupakan identitas digital resmi yang diluncurkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sejak 2024. Terbuat dari bahan PVC, kartu ini memuat foto jemaah, kode QR, dan nomor visa. Bentuknya simpel, tapi fungsinya sangat kompleks, yakni sebagai alat verifikasi utama untuk memastikan status resmi jemaah dan mencegah keberadaan jemaah ilegal.

Begitu tiba di hotel, Kartu Nusuk akan dibagikan oleh syarikah atau perusahaan penyedia layanan haji dalam waktu maksimal 24 jam. Proses distribusi bahkan dilakukan dengan pemotretan sebagai bukti serah terima.

“Jemaah wajib mengalungkan kartu ini setiap saat. Ini bukan hanya soal identitas, tapi juga menyangkut akses ke seluruh titik layanan ibadah,” kata Muchlis.

Lebih dari Sekadar Kartu

Hingga Selasa (6/5) pagi waktu setempat, data Siskohat mencatat 86 kloter atau 33.475 jemaah telah tiba di Madinah dari total target 203.320 jemaah haji Indonesia. Artinya, masih ada lebih dari 400 kloter yang akan menyusul, belum termasuk jemaah dari negara lain. Lonjakan ini diprediksi akan membuat Madinah, termasuk area sekitar Masjid Nabawi, semakin padat.

Dalam kondisi seperti itu, kelengkapan identitas menjadi hal krusial. Kartu Nusuk bukan hanya memudahkan pengawasan dan pelayanan, tetapi juga menyelamatkan jemaah jika tersesat. Sebaliknya, jika kartu ini hilang, proses penggantiannya tak sederhana. Jemaah harus melapor ke petugas hotel dan kloter, serta menunggu proses verifikasi ulang dari syarikah.

Muchlis mengingatkan, jemaah yang tidak memiliki kartu berisiko tertahan dalam perjalanan ke Armuzna. 

“Saya minta petugas terus edukasi jemaah. Ini bukan sekadar kartu, tapi tiket utama untuk seluruh proses ibadah haji. Nusuk ini lebih lengkap dari paspor,” tegasnya.

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top