Juru masak katering jemaah haji, Muhammad Toha (42 tahun). Foto MCH2025.
Makkah. BeritaHaji.id - Jemaah haji dipastikan mendapatkan fasilitas makan sebanyak tiga kali setiap hari selama di Madinah maupun Makkah. Namun mereka belum tahu siapa saja sosok dibalik adanya hidangan berselera nusantara yang dinikmati setiap hari.
Diantara sosok yang berjasa dalam adanya hidangan nusantara itu adalah Muhammad Toha. Pria berusia 42 tahun itu merupakan juru masak Dapur Raghaeb, daerah Shauqiah Makkah, salah satu dapur katering penyedia masakan bagi jemaah haji Indonesia.
Termasuk Toha, setidaknya ada enam juru masak WNI di dapur ini. Mereka berstatus sebagai TKI yang telah tinggal di Arab Saudi selama bertahun-tahun.
Pria kelahiran Rangkasbelitung, Banten itu telah bekerja di Arab Saudi selama 15 tahun.
"Saya telah bekerja di Arab Saudi sebagai juru masak selama 15 tahun," kata Muhammad Toha, di Makkah, Rabu (14/5/2025).
Baginya, menjadi bagian dari kesuksesan penyelenggaraan haji Indonesia tahun ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Walaupun perannya tidak banyak diketahui banyak orang, karena ia bekerja di balik layar.
Toha mengungkapkan kegembiraannya bisa berkhidmat kepada jemaah haji. "Saya merasa bangga dan senang sekali bisa ikut melayani tamu-tamu Allah," kata Toha.
Selain musim haji, sehari-hari Toha bekerja di salah satu Restoran di Jeddah. Namun bisa saja berpindah restoran sesuai dengan permintaan pemiliknya. Menjadi penopang hidupnya yaitu istri dan satu putra, Toha harus merelakan dirinya bisa pulang dua tahun sekali. "Kalau pulang saya merasa harus bawa uang jajan yang cukup. Jadinya bisa pulang dua tahun sekali saat lebaran," kata dia.
Walaupun telah 15 tahun bekerja, Toha mengaku baru berhaji sekali. Meskipun tahun ini belum bisa berhaji karena harus berjibaku dengan layanan katering jemaah haji, ia sudah merasa cukup bisa merasakan suasana dan gairah haji tahun ini.
Hal yang sama juga dirasakan oleh juru masak lainnya, Sahrul. Pria berusia 38 tahun ini asli Lombok NTB. Ia mengaku sudah 7 tahun bekerja sebagai juru masak di Arab Saudi.
Sahrul merasa senang bisa terlibat dalam penyelenggaraan katering jemaah haji Indonesia. Memberikan manfaat bagi jemaah adalah tujuan utamanya. "Saya merasa senang karena bisa berkontribusi dan bisa memberikan manfaat untuk jemaah haji Indonesia," katanya.
Menurutnya, sebagai orang yang terlibat dalam penyediaan katering ia harus memberikan layanan yang maksimal. Beruntunglah, ketrampilan memasak yang ia dapatkan dari orang tuanya di kampung dan restoran di Indonesia sebelum ia bekerja di Arab Saudi, menjadikannya tidak gagap ketika memasak menu khas Indonesia untuk jemaah haji.
Sahrul yang memiliki tiga putra di kampung ini pun berharap, semoga jemaah haji merasa puas dengan layanan katering selama di Makkah.