
Legiman dan istrinya akan terbang ke Arab Saudi (Foto: Kemenag)
BeritaHaji.id - Dengan langkah tertatih namun penuh harap, Legiman dan istrinya malam ini akan memasuki Embarkasi Solo sebagai bagian dari kloter 35 (SOC 35) bersama rombongan jemaah dari Kabupaten Semarang dan Grobogan. Mereka dijadwalkan terbang ke Arab Saudi pada 11 Mei 2025.
Ditemui di rumahnya yang sederhana, Jumat (9/5), Legiman mengisahkan perjuangan panjangnya menggapai mimpi suci itu. Ia mulai menabung sejak 1986.
“Saya mulai nabung sejak tahun 1986, seribu rupiah per hari,” tuturnya dengan suara lirih namun penuh keyakinan.
Kala itu, ia bekerja di Dinas Pekerjaan Umum dengan gaji hanya Rp18.000 per bulan. Karena merasa belum cukup, ia pun memulung barang bekas sepulang kerja, botol plastik, kardus, dan apa pun yang bisa dijual.
“Sebulan bisa dapat tambahan 20-40 ribu, langsung saya tabung ke bank,” kenangnya.
Kala itu, ia bekerja di Dinas Pekerjaan Umum dengan gaji hanya Rp18.000 per bulan. Karena merasa belum cukup, ia pun memulung barang bekas sepulang kerja, botol plastik, kardus, dan apa pun yang bisa dijual.
“Sebulan bisa dapat tambahan 20-40 ribu, langsung saya tabung ke bank,” kenangnya.
Hasil itu ia kumpulkan perlahan, tanpa tahu pasti kapan akan bisa berangkat.
Waktu terus berjalan. Hingga pada 2012, saldo tabungan Legiman mencapai Rp54 juta. Ia pun memberanikan diri mendaftar haji bersama sang istri.
Waktu terus berjalan. Hingga pada 2012, saldo tabungan Legiman mencapai Rp54 juta. Ia pun memberanikan diri mendaftar haji bersama sang istri.
“Anak-anak mendukung. Besoknya langsung saya urus semua persyaratan,” ujarnya.
Namun jalannya tak sepenuhnya mulus. Ia sempat mengira biaya itu mencakup keseluruhan proses haji. Ternyata, masih ada biaya pelunasan tambahan. Lagi-lagi, ia tak menyerah. Rutinitas menabung dan memulung terus ia jalani hingga mencukupi seluruh biaya yang diperlukan.
Kabar keberangkatan sempat dijadwalkan pada 2026. Tapi takdir berkata lain.
Namun jalannya tak sepenuhnya mulus. Ia sempat mengira biaya itu mencakup keseluruhan proses haji. Ternyata, masih ada biaya pelunasan tambahan. Lagi-lagi, ia tak menyerah. Rutinitas menabung dan memulung terus ia jalani hingga mencukupi seluruh biaya yang diperlukan.
Kabar keberangkatan sempat dijadwalkan pada 2026. Tapi takdir berkata lain.
“Beberapa bulan lalu saya cek lagi, ternyata berangkat tahun ini. Saya langsung sujud syukur. Nggak nyangka secepat ini. Rasanya kayak mimpi,” ujar Legiman, matanya berkaca-kaca.
Kini, koper kecil telah siap. Doa anak, cucu, dan bahkan seorang buyut turut mengiringi. Dari lorong-lorong pemulung, Legiman dan istrinya melangkah pasti menuju panggilan suci dari Allah SWT.
“Yang penting yakin, jangan menyerah. Allah pasti buka jalan,” pesannya singkat dengan niat tulus.
Kini, koper kecil telah siap. Doa anak, cucu, dan bahkan seorang buyut turut mengiringi. Dari lorong-lorong pemulung, Legiman dan istrinya melangkah pasti menuju panggilan suci dari Allah SWT.
“Yang penting yakin, jangan menyerah. Allah pasti buka jalan,” pesannya singkat dengan niat tulus.