Menag meninjau pelaksanaan pemberangkatan jemaah haji Indonesia ke Arafah. Foto Kemenag.
Makkah. BeritaHaji.id - Jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan ke Arafah pada Rabu, (4 Juni 2025) bertepatan dengan 8 Zulhijah 1446 Hijriah.
Jemaah dijadwalkan melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada Kamis, (5 Juni 2025) bertepatan dengan 9 Zulhijah.
Menteri Agama Nasaruddin Umar yang turut memantau proses pemberangkatan dari sejumlah hotel di Makkah mengingatkan jemaah agar mematuhi larangan ihram serta memperbanyak amalan selama wukuf.
“Kepada para jemaah haji, saya ingatkan kembali, hal-hal yang perlu dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan pada saat kita melakukan wukuf di Arafah,” ujar Menag di Makkah, Rabu (4 Juni 2025).
Menteri Agama Nasaruddin Umar yang turut memantau proses pemberangkatan dari sejumlah hotel di Makkah mengingatkan jemaah agar mematuhi larangan ihram serta memperbanyak amalan selama wukuf.
“Kepada para jemaah haji, saya ingatkan kembali, hal-hal yang perlu dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan pada saat kita melakukan wukuf di Arafah,” ujar Menag di Makkah, Rabu (4 Juni 2025).
Larangan Ihram
Menag menegaskan bahwa pelanggaran terhadap larangan ihram dapat berakibat pada kewajiban membayar dam.
“Pertama, saya ingatkan kembali, ini yang sangat penting, jangan melakukan pelanggaran karena itu berakibat dengan dam atau denda,” katanya.
Menag mencontohkan, mengenakan peci karena cuaca panas pun termasuk pelanggaran yang berdampak pada kewajiban dam.
“Pertama, saya ingatkan kembali, ini yang sangat penting, jangan melakukan pelanggaran karena itu berakibat dengan dam atau denda,” katanya.
Menag mencontohkan, mengenakan peci karena cuaca panas pun termasuk pelanggaran yang berdampak pada kewajiban dam.
"Misalnya, jangan sampai pakai peci karena kepanasan. Itu harus bayar dam, karena nggak boleh menutupi kepala," lanjutnya.
Untuk jemaah perempuan, Menag juga memberikan peringatan agar tidak terlalu sering menyisir rambut.
"Kemudian untuk perempuan, jangan asyik menyisir, kalau rambutnya jatuh, akan membatalkan ihram dan bayar denda," sambung Menag.
Selain itu, ia mengingatkan larangan lain seperti mencabut rumput, mematahkan ranting pohon, hingga membunuh nyamuk yang termasuk dalam larangan ihram.
Tak hanya soal larangan fisik, Menag juga menyinggung pentingnya menjaga lisan selama menjalani ibadah haji.
"Kemudian jangan sampai nanti asyik bicara WA tapi me-WA negatifkan orang, itu merusak haji. Jangan ghibah, berucap kotor, mengucapkan kata-kata buruk," katanya.
Perbanyak Doa
Menag juga mengajak para jemaah untuk memperbanyak doa selama wukuf di Arafah.
"Doa kita Insya Allah tidak ditolak Allah Swt, kalau doa itu kita panjatkan di Padang Arafah. Kalau sudah selesai doanya, baca Al-Quran," sambung Menag.
Ia juga mengimbau keluarga jemaah di Tanah Air untuk ikut mendoakan kelancaran pelaksanaan haji.
"Kepada keluarga jemaah haji, mohon doakan kami semuanya, para petugas, para jemaah, dan kita semuanya, agar seluruh rangkaian puncak haji berjalan lancar," pinta Menag.
Tak hanya itu, Menag mengajak jemaah untuk mendoakan kebaikan bagi Indonesia.
"Doakan juga bangsa dan negara kita supaya menjadi bangsa yang stabil, yang terus berkembang, kompetitif, dan Insya Allah mengharumkan bangsa juga di sini (di Tanah Suci)," tutur Menag.
Menjelang puncak haji, Menag juga berpesan kepada seluruh jemaah untuk merawat kemabruran haji, termasuk yang telah menunaikan haji sebelumnya.
"Bapak-Ibu yang di Tanah Air yang sudah melakukan haji puluhan tahun yang lalu, perbaharui kemakbulan hajinya dengan cara terus bertaubat, istighfar, Insya Allah mabrur kembali hajinya," pungkas Menag.