Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Mohammad Imran. Foto Kemenag.
Madinah, BeritaHaji.id - Operasional layanan kesehatan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi resmi berakhir.
Momen ini ditandai dengan kepulangan kloter terakhir, KJT 28, dari Madinah ke Tanah Air pada Kamis, 10 Juli 2025.
Tak hanya menjadi penanda akhir masa operasional, kepulangan kloter ini juga sekaligus menutup fase layanan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Daerah Kerja (Daker) Madinah.
Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 461 jemaah wafat.
“Artinya, upaya preventif dan penanganan yang dilakukan selama haji menunjukkan hasil yang baik,” ujar Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, Mohammad Imran, dalam seremoni penutupan KKHI Madinah, Jumat, 10 Juli 2025.
Ia menyebut, penurunan angka kematian merupakan salah satu pencapaian penting dalam pelaksanaan layanan kesehatan tahun ini.
Pelayanan kefarmasian juga cukup tinggi, mencapai 12.396 layanan. Obat yang paling banyak digunakan adalah tablet flu dan batuk kombinasi.
Sementara itu, KKHI Madinah sendiri telah memberikan layanan kepada 241 jemaah untuk rawat jalan dan rawat inap. Tiga penyakit terbanyak yang ditangani adalah pneumonia, hipertensi, dan diabetes melitus.
Meski KKHI sudah ditutup, tim kesehatan PPIH tetap akan melakukan kunjungan (visitasi) ke RSAS. Saat ini masih ada 43 jemaah yang menjalani perawatan dan akan terus dimonitor hingga seluruh tim kembali ke Indonesia.
Menurut Imran, izin operasional KKHI tahun ini hanya terbatas untuk layanan rawat jalan. Selain itu, jumlah klinik sektor juga dibatasi.
“Informasi tentang kebijakan tersebut kurang jelas sejak awal, sehingga sempat menghambat pelaksanaan tugas. Bahkan, kami kerap mengalami inspeksi mendadak saat layanan sudah berjalan,” ungkap Imran.
Meski begitu, seluruh tim di KKHI Makkah, Madinah, serta pos kesehatan satelit tetap mampu memberikan pelayanan secara optimal.
Program ini berjalan tanpa hambatan. Semua pasien tanazul berhasil dipulangkan ke Indonesia dengan selamat, meski sebagian masih membutuhkan perawatan lanjutan.
“Saya melihat program tanazul berjalan sangat baik. Tidak ada yang berhenti di tengah jalan. Ini buah dari koordinasi yang baik antara Daker Makkah, Madinah, dan Bandara,” kata Imran.
“Jika dalam tugas masih ada kekurangan dalam pelayanan, mari kita perbanyak istighfar. Kita belajar dari setiap proses dan momen pelayanan ini,” ujarnya.
Sebagai bahan evaluasi, ia menegaskan pentingnya membangun komunikasi yang lebih baik dengan otoritas kesehatan Arab Saudi menjelang musim haji 2026.
“Insya Allah, Agustus nanti perwakilan Kemenkes Arab Saudi akan datang ke Indonesia untuk mendalami lebih lanjut persiapan pelayanan haji 2026. Kami akan menyampaikan semua catatan dan evaluasi 2025 agar menjadi masukan yang konstruktif untuk kebijakan pelayanan kesehatan yang lebih baik,” pungkasnya.
Tak hanya menjadi penanda akhir masa operasional, kepulangan kloter ini juga sekaligus menutup fase layanan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Daerah Kerja (Daker) Madinah.
Penurunan Jumlah Jemaah Wafat
Capaian positif turut mengiringi penutupan layanan kesehatan tahun ini. Data Siskohatkes per 10 Juli 2025 pukul 16.00 WAS mencatat sebanyak 446 jemaah wafat selama musim haji.Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 461 jemaah wafat.
“Artinya, upaya preventif dan penanganan yang dilakukan selama haji menunjukkan hasil yang baik,” ujar Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, Mohammad Imran, dalam seremoni penutupan KKHI Madinah, Jumat, 10 Juli 2025.
Ia menyebut, penurunan angka kematian merupakan salah satu pencapaian penting dalam pelaksanaan layanan kesehatan tahun ini.
KKHI Madinah Ditutup, RS Arab Saudi Masih Rawat 43 Jemaah
Selama 70 hari masa operasional, sebanyak 1.710 jemaah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Penyakit yang paling banyak ditangani antara lain pneumonia, diabetes melitus, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).Pelayanan kefarmasian juga cukup tinggi, mencapai 12.396 layanan. Obat yang paling banyak digunakan adalah tablet flu dan batuk kombinasi.
Sementara itu, KKHI Madinah sendiri telah memberikan layanan kepada 241 jemaah untuk rawat jalan dan rawat inap. Tiga penyakit terbanyak yang ditangani adalah pneumonia, hipertensi, dan diabetes melitus.
Meski KKHI sudah ditutup, tim kesehatan PPIH tetap akan melakukan kunjungan (visitasi) ke RSAS. Saat ini masih ada 43 jemaah yang menjalani perawatan dan akan terus dimonitor hingga seluruh tim kembali ke Indonesia.
Tantangan dan Adaptasi Kebijakan Baru
Pelayanan kesehatan haji tahun ini juga diwarnai tantangan. Salah satunya adalah penyesuaian terhadap kebijakan baru dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi.Menurut Imran, izin operasional KKHI tahun ini hanya terbatas untuk layanan rawat jalan. Selain itu, jumlah klinik sektor juga dibatasi.
“Informasi tentang kebijakan tersebut kurang jelas sejak awal, sehingga sempat menghambat pelaksanaan tugas. Bahkan, kami kerap mengalami inspeksi mendadak saat layanan sudah berjalan,” ungkap Imran.
Meski begitu, seluruh tim di KKHI Makkah, Madinah, serta pos kesehatan satelit tetap mampu memberikan pelayanan secara optimal.
Program Tanazul Berjalan Mulus
Salah satu sorotan dalam operasional layanan tahun ini adalah keberhasilan program tanazul atau pemulangan dini jemaah karena alasan kesehatan.Program ini berjalan tanpa hambatan. Semua pasien tanazul berhasil dipulangkan ke Indonesia dengan selamat, meski sebagian masih membutuhkan perawatan lanjutan.
“Saya melihat program tanazul berjalan sangat baik. Tidak ada yang berhenti di tengah jalan. Ini buah dari koordinasi yang baik antara Daker Makkah, Madinah, dan Bandara,” kata Imran.
Evaluasi dan Harapan ke Depan
Dalam kesempatan yang sama, Imran menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh petugas kesehatan atas dedikasi selama melayani para tamu Allah.“Jika dalam tugas masih ada kekurangan dalam pelayanan, mari kita perbanyak istighfar. Kita belajar dari setiap proses dan momen pelayanan ini,” ujarnya.
Sebagai bahan evaluasi, ia menegaskan pentingnya membangun komunikasi yang lebih baik dengan otoritas kesehatan Arab Saudi menjelang musim haji 2026.
“Insya Allah, Agustus nanti perwakilan Kemenkes Arab Saudi akan datang ke Indonesia untuk mendalami lebih lanjut persiapan pelayanan haji 2026. Kami akan menyampaikan semua catatan dan evaluasi 2025 agar menjadi masukan yang konstruktif untuk kebijakan pelayanan kesehatan yang lebih baik,” pungkasnya.