Proses pengemasan makanan siap saji untuk jemaah haji Indonesia. Foto Kemenag.
BeritaHaji.id - Pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis untuk memperluas manfaat ekonomi dari penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Salah satunya dengan membuka peluang bagi produk pertanian dan peternakan dalam negeri agar menjadi bagian dari rantai pasok kebutuhan jamaah di Tanah Suci.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, potensi ekonomi dari ekosistem haji sangat besar jika dikelola secara menyeluruh. Menurutnya, kegiatan haji dan umrah seharusnya tak hanya berdampak pada sektor keagamaan, tapi juga bisa menjadi penggerak ekonomi rakyat.
“Ekosistem ekonomi haji bukan hanya kita mengirim jamaah, tapi juga menimbulkan hentakan ekonomi yang baik untuk petani-petani, peternak-peternak kita di Indonesia dengan kegiatan haji dan umroh,” ujar Sudaryono usai menerima kunjungan Wakil Menteri Haji dan Umrah (Wamenhaj) Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, Rabu, 8 Oktober 2025, dikutip Himpuh News.
Dalam pertemuan tersebut, kedua wakil menteri menyepakati pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) lintas kementerian. Tim ini akan merancang langkah konkret agar produk-produk pangan dan hasil ternak lokal bisa masuk ke rantai pasok kebutuhan jamaah haji dan umrah.
“Kita bersepakat, setelah ini kita ada semacam Pokja, bagaimana potensi ekonomi ini bisa dikelola dengan baik,” kata Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar.
Ia menjelaskan, Pokja nantinya akan menyusun strategi bersama untuk memastikan bahan baku makanan dan produk olahan dalam negeri dapat bersaing di pasar Arab Saudi.
“Kita mengkolaborasikan rekomendasi terkait bagaimana pengelolaan dan kita support bahan baku makanan untuk kegiatan haji dan umroh kita,” lanjutnya.
Menurutnya, upaya ini juga akan disertai dengan pembahasan teknis antar-pemerintah agar regulasi ekspor bisa lebih terbuka. “Ini tidak hanya melibatkan kita tim di pemerintahan dalam negeri, tapi juga harus ada negosiasi dengan pemerintahan Arab Saudi,” jelasnya.
Dengan jumlah jamaah haji yang mencapai sekitar 200 ribu orang dan jamaah umrah lebih dari 2,5 juta per tahun, peluang pasar untuk produk lokal dinilai sangat menjanjikan. Sudaryono menilai, sektor ini dapat menjadi motor baru bagi pertumbuhan ekonomi petani dan peternak di Indonesia.
“Penting untuk melihat ekosistem ekonomi haji dari perspektif yang lebih luas, bukan hanya soal pengiriman jamaah, tetapi juga bagaimana sektor pertanian dan peternakan dapat memberikan nilai tambah yang besar,” tegasnya.
Wamenhaj Dahnil Anzar Simanjuntak menambahkan, kerja sama lintas kementerian ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ekosistem ekonomi haji nasional.
“Salah satu ekosistem ekonomi haji misalnya peternakan kambing, domba, di bawah kendali Kementerian Pertanian, dan berharap petani-petani kita, peternak-peternak kita bisa memasarkan komoditi produk mereka,” ujar Dahnil.
Selain produk hewani, ia menyebut hasil hortikultura seperti sayur-mayur juga berpeluang besar menembus pasar Arab Saudi.
Menurutnya, upaya ini juga akan disertai dengan pembahasan teknis antar-pemerintah agar regulasi ekspor bisa lebih terbuka. “Ini tidak hanya melibatkan kita tim di pemerintahan dalam negeri, tapi juga harus ada negosiasi dengan pemerintahan Arab Saudi,” jelasnya.
Dengan jumlah jamaah haji yang mencapai sekitar 200 ribu orang dan jamaah umrah lebih dari 2,5 juta per tahun, peluang pasar untuk produk lokal dinilai sangat menjanjikan. Sudaryono menilai, sektor ini dapat menjadi motor baru bagi pertumbuhan ekonomi petani dan peternak di Indonesia.
“Penting untuk melihat ekosistem ekonomi haji dari perspektif yang lebih luas, bukan hanya soal pengiriman jamaah, tetapi juga bagaimana sektor pertanian dan peternakan dapat memberikan nilai tambah yang besar,” tegasnya.
Wamenhaj Dahnil Anzar Simanjuntak menambahkan, kerja sama lintas kementerian ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ekosistem ekonomi haji nasional.
“Salah satu ekosistem ekonomi haji misalnya peternakan kambing, domba, di bawah kendali Kementerian Pertanian, dan berharap petani-petani kita, peternak-peternak kita bisa memasarkan komoditi produk mereka,” ujar Dahnil.
Selain produk hewani, ia menyebut hasil hortikultura seperti sayur-mayur juga berpeluang besar menembus pasar Arab Saudi.
“Terutama sayur-mayur itu bisa ke Tanah Suci. Karena pangsa pasarnya luas sekali,” tambahnya.
Dahnil menjelaskan, Pokja yang dibentuk akan melibatkan sejumlah kementerian lain seperti Kementerian Investasi dan Kemenko Bidang Pangan. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat integrasi kebijakan ekonomi haji dan membuka jalur ekspor baru ke kawasan Timur Tengah.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat kebijakan integrasi ekonomi haji dan membuka jalur ekspor baru ke Timur Tengah," ujarnya.
“Mudah-mudahan kita bisa mengakselerasi perintah Presiden terkait dengan ekosistem ekonomi haji,” sambungnya.
Kerja sama ini diharapkan tak hanya memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global, tapi juga memberi dampak nyata bagi kesejahteraan petani dan peternak dalam negeri.
“Serta memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan petani dan peternak di dalam negeri,” tutup Dahnil.
Dahnil menjelaskan, Pokja yang dibentuk akan melibatkan sejumlah kementerian lain seperti Kementerian Investasi dan Kemenko Bidang Pangan. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat integrasi kebijakan ekonomi haji dan membuka jalur ekspor baru ke kawasan Timur Tengah.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat kebijakan integrasi ekonomi haji dan membuka jalur ekspor baru ke Timur Tengah," ujarnya.
“Mudah-mudahan kita bisa mengakselerasi perintah Presiden terkait dengan ekosistem ekonomi haji,” sambungnya.
Kerja sama ini diharapkan tak hanya memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global, tapi juga memberi dampak nyata bagi kesejahteraan petani dan peternak dalam negeri.
“Serta memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan petani dan peternak di dalam negeri,” tutup Dahnil.