
Kadaker Bandara Abdul Basir. Foto: Kemenag.
Makkah. BeritaHaji.id - Hingga Selasa, 20 Mei 2025 pukul 10.00 Waktu Arab Saudi, jumlah jemaah haji reguler Indonesia yang telah tiba di Tanah Suci mencapai 125.279 orang.
Para jemaah ini tergabung dalam 323 kelompok terbang (kloter). Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara PPIH Arab Saudi, Abdul Basir.
Ia menjelaskan untuk kedatangan gelombang kedua yang melalui Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, hingga pagi ini telah mendarat sebanyak 57 kloter dengan total jemaah sebanyak 21.990 orang.
“Proses kedatangan jemaah haji reguler masih akan berlangsung hingga penutupan gerbang kedatangan (closing gate) pada 31 Mei 2025,” jelas Basir saat ditemui di Kantor Daker Bandara, Jeddah, Selasa (20/5/2025).
Sementara itu, Ia menyampaikan untuk jemaah haji khusus (haji plus), kemungkinan masih akan ada penerbangan masuk hingga akhir Mei.
Ia menuturkan bahwa pihaknya memang mencatat performa ketepatan waktu semua penerbangan. Namun, tidak semua perubahan jadwal dikategorikan sebagai keterlambatan.
“Tapi perlu dicatat bahwa tidak semua perubahan jadwal dikategorikan sebagai delay. Kalau ada pemberitahuan sebelumnya dan dijadwalkan ulang (reschedule), itu tetap dianggap on schedule dalam sistem,” jelasnya.
“Laporan resmi terkait OTP dan jumlah keterlambatan penerbangan akan disampaikan setelah proses rekapitulasi selesai dilakukan,” pungkasnya.
Ia menjelaskan untuk kedatangan gelombang kedua yang melalui Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, hingga pagi ini telah mendarat sebanyak 57 kloter dengan total jemaah sebanyak 21.990 orang.
“Proses kedatangan jemaah haji reguler masih akan berlangsung hingga penutupan gerbang kedatangan (closing gate) pada 31 Mei 2025,” jelas Basir saat ditemui di Kantor Daker Bandara, Jeddah, Selasa (20/5/2025).
Sementara itu, Ia menyampaikan untuk jemaah haji khusus (haji plus), kemungkinan masih akan ada penerbangan masuk hingga akhir Mei.
Terkait Keterlambatan Penerbangan
Menanggapi pertanyaan mengenai keterlambatan penerbangan, Abdul Basir menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan proses rekapitulasi terhadap on time performance (OTP) seluruh penerbangan.Ia menuturkan bahwa pihaknya memang mencatat performa ketepatan waktu semua penerbangan. Namun, tidak semua perubahan jadwal dikategorikan sebagai keterlambatan.
“Tapi perlu dicatat bahwa tidak semua perubahan jadwal dikategorikan sebagai delay. Kalau ada pemberitahuan sebelumnya dan dijadwalkan ulang (reschedule), itu tetap dianggap on schedule dalam sistem,” jelasnya.
“Laporan resmi terkait OTP dan jumlah keterlambatan penerbangan akan disampaikan setelah proses rekapitulasi selesai dilakukan,” pungkasnya.