Suasana Masjid Nabawi Madinah. Foto Miftahul Arief.
Sementara itu, jemaah haji gelombang II akan langsung menuju Makkah dan baru mengunjungi Madinah setelah menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji.
Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Madinah, Prof. Aswadi, menyampaikan bahwa terdapat tiga amalan utama yang sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh para jemaah haji selama berada di Kota Nabawi. Apa saja?
1. Memberikan Salam Hormat kepada Rasulullah dan Para Sahabat
Menurut Prof. Aswadi, hal pertama yang perlu dilakukan jemaah haji adalah memberikan salam hormat kepada Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
"Caranya, dengan memperbanyak salawat, dan memohon kepada Allah Swt., supaya mendapatkan syafaat dari Rasulullah Saw," jelasnya di Madinah, Senin (19/5/2025).
“Di Madinah, di sisi kita, ada Baginda Rasul sebagai pemimpin alam semesta ini. Sayyidul anbiya wal mursalin, orang yang paling mulia di antara sekian ciptaan yang Allah jadikan di muka bumi ini," tambahnya.
Karena itu, jemaah dianjurkan untuk mengucapkan salam di makam Rasulullah serta para sahabat terdekat seperti Amirul Mukminin, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, hingga mengunjungi makam para syuhada di Baqi’.
"Caranya, dengan memperbanyak salawat, dan memohon kepada Allah Swt., supaya mendapatkan syafaat dari Rasulullah Saw," jelasnya di Madinah, Senin (19/5/2025).
“Di Madinah, di sisi kita, ada Baginda Rasul sebagai pemimpin alam semesta ini. Sayyidul anbiya wal mursalin, orang yang paling mulia di antara sekian ciptaan yang Allah jadikan di muka bumi ini," tambahnya.
Karena itu, jemaah dianjurkan untuk mengucapkan salam di makam Rasulullah serta para sahabat terdekat seperti Amirul Mukminin, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, hingga mengunjungi makam para syuhada di Baqi’.
2. Menjaga Salat Berjamaah di Masjid Nabawi
Amalan kedua yang ditekankan Prof. Aswadi adalah menjaga salat berjamaah, khususnya di Masjid Nabawi. Ia menegaskan bahwa salat adalah cerminan utama dari semua bentuk ibadah.
"Sebab, salat menjadi representasi dari semua ibadah lainnya. Kalau salatnya bagus, insya Allah (amal ibadah) lainnya akan ikut bagus. Disiplin dalam berjamaah juga bisa menertibkan aktivitas keseharian," jelasnya.
Ia pun mengingatkan agar tidak meninggalkan salat meski dalam kondisi sakit.
“Kita juga memberikan tuntunan supaya yang sakit itu melaksanakan salat sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ia miliki,” imbuhnya.
3. Zikir dan Ibadah di Raudlah
Amalan ketiga adalah memperbanyak zikir dan beribadah di Raudlah, area yang terletak antara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai taman surga. Prof. Aswadi mengutip sabda Nabi, “Di antara rumahku dan mimbar itu adalah taman surga.”
Ia berharap para jemaah yang berkesempatan masuk ke Raudlah dapat menjalankannya dengan penuh kekhusyukan.
“Manfaatnya tidak hanya bisa mengubah mata batinnya, tetapi juga tutur kata, bahkan perilaku dalam kehidupannya itu akan menjadi bercahaya, dan mencerahkan orang lain, untuk bisa memaknai hidup ini semakin bermanfaat untuk yang lain,” paparnya.
Prof. Aswadi juga mengajak jemaah untuk mendoakan bukan hanya diri sendiri, tetapi juga keluarga dan bangsa Indonesia.
“Kalau sekiranya umat Islam ini benar-benar memanfaatkan ibadah di Raudlah kemudian memohon bukan hanya untuk dirinya, titipan-titipan dari yang lain juga dimohonkan, maka insyaallah ketenteraman ini senantiasa melimpah pada bangsa Indonesia,” tuturnya.
“Akhirnya, menjadi bangsa yang damai, bangsa yang sejahtera sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al-Quran sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur, itu tercipta,” pungkasnya.