Amirul Hajj Arifah Choiri Fauzi, Kamis (29/5/2025). Foto Kemenag RI.
Jeddah.BeritaHaji.id - Rombongan Amirul Hajj, Arifah Choiri Fauzi, menyatakan komitmennya untuk memastikan bahwa layanan ibadah haji 1446 Hijriyah atau 2025 Masehi tahun ini lebih ramah terhadap jemaah perempuan.
“Sebagaimana disampaikan oleh Pak Menteri Agama, saya akan lebih fokus pada layanan terhadap jemaah haji perempuan," ujarnya usai rapat perdana Amirul Hajj dengan jajaran Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Jeddah, Jumat (30/5/2025).
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) itu mengungkapkan bahwa jumlah jemaah perempuan tahun ini tercatat lebih banyak dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya perhatian khusus dalam penyelenggaraan layanan, khususnya bagi jemaah perempuan.
Masih Minim Sanitasi dan Pembimbing Haji Khusu Perempuan
Arifah menjelaskan bahwa kebutuhan jemaah perempuan memiliki karakteristik tersendiri yang patut menjadi perhatian Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)."Salah satu hal yang paling sering dikeluhkan adalah keterbatasan jumlah fasilitas sanitasi yang memadai," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa durasi waktu yang dibutuhkan perempuan untuk menggunakan toilet lebih lama daripada laki-laki. Karena itu, menurutnya, jumlah toilet untuk jemaah perempuan idealnya harus diperbanyak.
"Ini masalah mendasar tapi berdampak besar terhadap kenyamanan mereka,” jelasnya.
Selain persoalan sanitasi, Arifah juga menyoroti masih minimnya jumlah pembimbing ibadah khusus perempuan.
“Kami, lanjut dia, melihat jumlah pembimbing ibadah untuk jemaah perempuan masih belum maksimal.”
Ia menilai perlu ada penyesuaian agar para jemaah perempuan bisa mendapatkan bimbingan yang lebih intensif dan nyaman, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan kondisi spesifik perempuan.
Tekankan Pendekatan Fikih dan Medis Bagi Jemaah Haji Perempuan
Lebih lanjut, Arifah menekankan pentingnya pendekatan fikih perempuan dalam pelaksanaan ibadah haji. Ia menyebut bahwa perempuan yang sedang mengalami haid memerlukan pendampingan khusus."Kesehatan reproduksi perempuan, seperti saat haid, perlu mendapat perhatian,” tuturnya.
"Selain pendekatan medis, jemaah perempuan juga butuh pendampingan fikih yang tepat agar tetap tenang dan tidak bingung menjalankan ibadahnya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Arifah berharap kehadirannya dalam tim Amirul Hajj dapat memberikan masukan konkret dalam evaluasi penyelenggaraan haji, khususnya dari perspektif perempuan.
“Mungkin tidak ada layanan yang sempurna, tapi dari catatan-catatan yang pihaknya kumpulkan, pihaknya ingin membangun sistem layanan yang terasa lebih baik dan inklusif bagi jemaah perempuan,” tambahnya.