Melihat Tradisi Peusijuek, Ritual Adat dalam Pelepasan Calon Haji di Aceh

Redaksi
0
Tradisi Peusijuek mengiringi langkah para tamu Allah di Aceh. Foto Haji Kemenag.

BeritaHaji.id - Suasana haru bercampur khidmat menyelimuti area keberangkatan jemaah haji dan petugas asal Aceh. Tak hanya sanak saudara yang mengantar, namun juga tradisi Peusijuek (tepung tawar) turut mengiringi langkah para tamu Allah ini.

Ritual Adat yang Telah Mendarah Daging

Diketahui, Peusijuek adalah sebuah ritual adat yang telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Aceh.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Azhari, menyebut tradisi ini sebagai bagian tak terpisahkan dari persiapan batin jemaah Aceh menuju Tanah Suci.

"Tradisi ini diyakini sebagai bentuk doa dan restu agar perjalanan ibadah lancar dan selamat," ujarnya, Selasa (27/5/2025).

Sebelum bertugas melayani jemaah haji Aceh, lanjut dia, beberapa petugas juga menjalani prosesi Peusijuek.

Ia menuturkan, biasanya tetua adat atau ulama setempat yang melakukan Peusijuek sebagai tradisi Aceh turun temurun.

"Air bunga dan beras yang ditaburkan bukan sekadar simbol, melainkan manifestasi doa tulus dari keluarga dan masyarakat agar petugas haji dan jemaah senantiasa dalam lindungan-Nya," terang Azhari.

Lebih lanjut ia menjelaskan, tradisi ini diperkirakan telah ada sejak masuknya Islam di bumi Serambi Mekkah, yang beradaptasi dari ritual Hindu-Buddha sebelumnya, namun telah disesuaikan dengan nilai-nilai dan syariat Islam.

Kata Peusijuek sendiri, sambungnya, berarti mendinginkan atau menenteramkan. Dalam konteks spiritual maknanya adalah mendoakan ketenteraman jiwa dan keselamatan.

Ritual Turun-temurun

Dikatakan, ritual ini secara turun-temurun dilakukan dalam berbagai momen penting kehidupan masyarakat Aceh, mulai dari kelahiran bayi, pernikahan, pindah rumah, hingga pelepasan jemaah dan petugas haji.

Tujuannha, lanjut dia, memohon keberkahan, keselamatan, dan menolak bala.

"Meskipun zaman terus berkembang, pelaksanaan Peusijuek dalam pelepasan jemaah haji dan petugas haji masih sangat kuat dan lestari hingga kini," kata Azhari.

Menurutnya, tradisi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Aceh tetap memegang teguh tradisi leluhur yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, bahkan memperkuat nilai-nilai spiritual dalam setiap langkah kehidupan.

"Ini adalah cara kami melepas anak cucu kami. Ada doa keselamatan dan harapan agar mereka pulang membawa haji mabrur," tambahnya.

3.534 Jemaah Haji Aceh Tiba di Tanah Suci

Hingga Selasa (27/5/2025), jemaah haji asal Embarkasi Aceh kelompok terbang (kloter) 9 atau BTJ-09 telah tiba di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, pada pukul 01.28 Waktu Arab Saudi (WAS).

"Alhamdulillah, jemaah kloter 9 sudah tiba di Tanah Suci pagi ini, sehingga sudah 3.534 jemaah Aceh yang telah memasuki Kota Suci Makkah," kata Azhari.

Jemaah haji BTJ-09 yang berjumlah 393 orang diberangkatkan dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh pada Senin (26/5/2025) malam.

Sementara itu, jemaah haji berikutnya, yakni BTJ-10 yang terdiri dari 392 orang, dijadwalkan berangkat pada Selasa (27/5/2025) pukul 23.55 WIB.

Ia juga menuturkan, satu orang jemaah masih dalam perawatan medis dan insya Allah akan diberangkatkan pada kloter pamungkas tanggal 30 Mei 2025.

"Insya Allah akan diberangkatkan pada kloter Pamungkas tanggal 30 Mei 2025 bila telah dikeluarkan keterangan layak terbang oleh Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK)," tuturnya.

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top