
Nanik Hariyati warga asal Jombang yang berhasil naik haji (Foto : Humas Kanwil Kemenag Jatim)
BeritaHaji.id - Nanik Hariyati (63), warga Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, tak kuasa menyembunyikan rasa syukurnya.
Penjual cireng ini akhirnya berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji, setelah perjuangan panjang menghidupi ketiga anaknya seorang diri sejak sang suami meninggal hampir tiga dekade lalu.
Ia tergabung dalam Kloter 19 Embarkasi Surabaya, dan mengaku mendapat kemudahan keberangkatan melalui mekanisme penggabungan mahram bersama adiknya.
“Alhamdulillah saya dapat berangkat lebih cepat enam tahun dari estimasi karena ikut penggabungan mahram dengan adik saya. Saya seharusnya berangkat haji tahun 2031,” ujar Nanik saat ditemui Kamis (8/5/2025).
Sehari-hari, Nanik membantu anak keduanya berjualan cireng isi di rumah. Aktivitas sederhana itu tak menyurutkan keyakinannya untuk suatu hari bisa ke Baitullah. Bahkan, ia mengaku masih sulit mempercayai bahwa mimpinya kini menjadi kenyataan.
“Tahun 1995, suami saya meninggal. Saya pun harus menghidupi ketiga anak saya yang saat itu masih kecil-kecil,” kenangnya.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Nanik menjalani berbagai pekerjaan serabutan. Ia pernah menjadi pembantu rumah tangga, buruh harian, hingga bekerja di pabrik kerupuk. Di tengah keterbatasan itu, ia tetap berusaha menyisihkan untuk masa depan.
Tahun 2014 menjadi titik balik. Ia memutuskan menjual sebidang tanah warisan dari almarhum suaminya seharga Rp50 juta. Dari jumlah itu, Rp25 juta digunakan untuk mendaftar haji, sisanya ia berikan kepada anak-anaknya.
“Saat itu laku sekitar 50 juta rupiah. Yang 25 juta, saya buat daftar haji, sisanya dibagikan kepada tiga anak saya,” ujarnya.
Saat mendaftar, Nanik menerima estimasi antrean selama 17 tahun. Namun, kesempatan datang lebih cepat ketika ia bisa berangkat bersama adik perempuannya, Sholihati, yang lebih dulu mendaftar pada 2012.
“Alhamdulillah bisa maju 6 tahun, melalui penggabungan mahram,” katanya.
Kini, saat semua anaknya telah berumah tangga, Nanik merasa tenang dan bahagia. Ia membawa harapan besar dalam perjalanannya ke Tanah Suci.
“Kalau ingat dulu perjuangan membesarkan anak-anak sendirian, dan tahun ini saya dapat berangkat ke Tanah Suci, saya bersyukur sekali,” ucapnya haru.
Nanik juga berencana memanjatkan doa khusus di Makkah.
“Semoga anak-anak diberi rezeki yang barokah dan dapat berangkat haji,” harapnya.