7 Hal yang Perlu Disiapkan Jemaah Jelang Puncak Haji

Redaksi
0
Jemaah haji asal Indonesia. Foto Kemenag.

BeritaHaji.id - Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan pelaksanaan wukuf di Arafah yang menjadi puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji, pada Kamis (5 Juni 2025). 

Menyambut hari tersebut, jemaah haji Indonesia dijadwalkan bergerak dari pemondokan ke Arafah pada H-1, yakni Rabu (4 Juni 2025).

Sejak hari itu pula, jemaah memasuki fase penting yang dikenal sebagai Armuzna atay Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan durasi ibadah intensif selama minimal tiga hari (8–10 Dzulhijjah). 

Fase ini menuntut kesiapan fisik, mental, serta logistik, mengingat seluruh jemaah akan menjalani serangkaian ritual dalam kondisi padat dan menantang, termasuk wukuf, mabit, lontar jumrah, tawaf, sai, hingga tahallul.

Menyadur laman Kemenag, ada tujuh langkah persiapan yang dianjurkan dilakukan jemaah sejak H-1 menjelang Armuzna:

1. Mandi Sunnah Sebelum Mengenakan Ihram

Pada pagi hari 8 Dzulhijjah, jemaah dianjurkan melaksanakan mandi sunnah sebagai bentuk persiapan memasuki masa ihram. 

Karena saat itu belum terikat aturan ihram, penggunaan sabun beraroma, parfum, maupun minyak rambut masih diperbolehkan. 

Bahkan, sebagian ulama menyarankan hal tersebut dilakukan sebelum berniat ihram, guna menjaga kebersihan dan kenyamanan tubuh.

2. Mengenakan Pakaian Ihram dan Antisipasi Cuaca Panas

Setelah mandi, jemaah pria diwajibkan mengenakan dua helai kain ihram tanpa jahitan, serta melepas semua pakaian lain, baik luar maupun dalam. 

Sementara itu, jemaah perempuan wajib menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. 

Mengingat suhu ekstrem yang kerap terjadi saat puncak haji, membawa payung menjadi langkah bijak, bukan untuk menutupi kepala, tetapi sebagai perlindungan dari teriknya matahari.

3. Membawa Perlengkapan Pribadi

Perlengkapan pribadi seperti pakaian ganti, alat mandi, obat-obatan, serta minyak gosok sebaiknya disiapkan sejak awal. 

Barang-barang ini penting untuk memastikan kenyamanan selama menjalani seluruh rangkaian Armuzna, terutama setelah memasuki status ihram.

4. Membawa Panduan Ibadah dan Alat Bantu Digital

Buku panduan manasik, doa-doa harian, dan mushaf kecil Al-Quran perlu dibawa untuk mendampingi ibadah selama Armuzna. 

Jemaah juga dapat mengandalkan aplikasi digital berbasis Android yang menyediakan fitur Al-Quran dan kumpulan doa. 

Semua dokumen dan perangkat ini dapat disimpan dalam tas kalung agar mudah diakses kapan pun dibutuhkan.

5. Menjaga Kekompakan dalam Rombongan

Kedisiplinan dalam kelompok menjadi kunci kelancaran mobilisasi jemaah, baik saat pemberangkatan dari pemondokan menuju Arafah, perpindahan ke Muzdalifah dan Mina, maupun dalam pelaksanaan prosesi manasik lainnya seperti lontar jumrah, tawaf, sa’i, dan tahallul. 

Tetap berada dalam kelompok akan memudahkan koordinasi dan pengawasan.

6. Menyimpan Barang Berharga dengan Aman

Seluruh barang bernilai sebaiknya dikunci rapi dalam koper besar yang tidak perlu dibawa selama perjalanan Armuzna. Kunci koper disimpan dengan aman agar tidak hilang. 

Khusus bagi jemaah kloter awal yang kopernya sudah dikirim lebih dahulu ke Tanah Air, seluruh keperluan penting disarankan dipindahkan ke koper kecil yang akan dibawa sendiri selama ibadah berlangsung.

7. Tetap Berada di Area Tenda Sesuai Maktab

Meski pada tanggal 8 Dzulhijjah belum tiba waktu wukuf, jemaah dianjurkan tetap berada di lingkungan tenda masing-masing. 

Berpindah tempat tanpa keperluan mendesak atau berkeliaran di luar zona maktab dapat meningkatkan risiko tersesat atau terpisah dari kelompok.

Itulah rangkaian persiapan penting jelang puncak haji. Semoga seluruh jemaah diberikan kemudahan, kesehatan, dan kelancaran dalam menjalankan ibadah. Aamiin.

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top