Mabit di Muzdalifah: Pengertian, Hukum, dan Hikmahnya

Jemaah haji saat mabit di Muzdalifah tahun 2024. Foto Kemenag.

BeritaHaji.id - Setelah menjalani wukuf di Arafah puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji jutaan jemaah bergerak menuju Muzdalifah. Di sinilah mereka akan melakukan salah satu rangkaian ibadah penting, yakni mabit.

Apa Itu Mabit Muzdalifah?

Mabit di Muzdalifah adalah bermalam atau berhenti sejenak di kawasan Muzdalifah pada malam 10 Dzulhijjah, tepat setelah wukuf di Arafah. Jemaah akan singgah di tempat ini untuk beristirahat, berzikir, dan mempersiapkan diri sebelum melanjutkan perjalanan ke Mina.

Mabit dianggap sah jika jemaah berada di Muzdalifah hingga melewati tengah malam, meskipun hanya sesaat. Di waktu ini, jemaah dianjurkan memperbanyak talbiyah, dzikir, istighfar, doa, hingga membaca Al-Qur’an.

Bagaimana Hukum Mabit di Muzdalifah?

Menurut buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah terbitan Kementerian Agama RI (2023), hukum mabit di Muzdalifah adalah wajib, menurut mayoritas ulama. Namun, sebagian ulama lainnya menganggapnya sebagai sunnah.

Bagi jemaah yang memiliki uzur syar’i seperti sakit, mengurus orang yang sakit, atau tersesat, diperbolehkan untuk tidak mabit tanpa dikenakan dam (denda).

Hikmah di Balik Mabit

Mabit di Muzdalifah bukan sekadar bermalam. Ini adalah momen hening yang sangat ideal untuk tafakkur, kontemplasi, dan mendekatkan diri kepada Allah. Di sinilah jemaah bisa benar-benar merenungi perjalanan spiritual yang sedang dijalani.

Selama mabit, jemaah juga disunnahkan mengumpulkan minimal tujuh butir kerikil yang akan digunakan untuk melontar jamrah Aqabah keesokan paginya di Mina. Secara simbolis, ini menggambarkan persiapan seorang mukmin dalam menghadapi musuh batin, yakni godaan setan.

Nama Muzdalifah sendiri berasal dari kata "izdilāf" yang berarti mendekat atau berkumpul. Tempat ini juga dikenal sebagai al-Masy’ar al-Haram, lokasi mulia di mana Nabi Muhammad SAW pernah bermalam dan berdzikir mengingat Allah SWT.

Mabit di Muzdalifah mengajarkan pentingnya mengisi waktu malam dengan ibadah, doa, dan renungan, mengetuk pintu langit demi mengharap ampunan dan ridha dari Allah SWT.