Kemenkes mengeluarkan imbauan khusus bagi jemaah untuk mewaspadai risiko heat stroke. Foto Kemenag.
Makkah. BeritaHaji.id - Suhu ekstrem dan padatnya aktivitas fisik selama puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) mendorong Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengeluarkan imbauan khusus bagi jemaah haji untuk mewaspadai risiko heat stroke.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, menegaskan bahwa heat stroke merupakan kondisi darurat medis yang dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.
"Heat stroke terjadi ketika suhu udara tinggi dan tubuh tidak lagi mampu mengontrol suhunya sendiri sehingga menyebabkan suhu inti tubuh meningkat drastis mencapai di atas 40 derajat Celsius atau 104 derajat Fahrenheit,” ungkap Liliek, ditulis Selasa (3/6/2025).
Gejala Umum
Menurutnya, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan serius pada organ vital seperti otak, jantung, ginjal, hingga otot. Adapun gejala umum yang patut diwaspadai antara lain:1. Suhu tubuh yang sangat tinggi,
2. Kulit panas, merah, dan kering (atau terkadang masih lembap karena keringat),
3. Sakit kepala berdenyut,
4. Pusing dan kebingungan,
5. Mual dan muntah,
6. Denyut nadi cepat dan kuat,
7. Hilang kesadaran atau kejang.
"Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Agama terus-menerus mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Liliek menyampaikan bahwa pihaknya tak henti mengimbau para jemaah agar memperhatikan asupan cairan dan menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami dehidrasi atau kelelahan berlebih.
"Bagi jemaah yang mempunyai riwayat penyakit komorbid harap selalu menyediakan obat-obatannya di tas kecil yang selalu dibawa,” jelasnya.
Pencegahan Heat Stroke
Lebih lanjut, Liliek memaparkan sejumlah upaya pencegahan heat stroke yang dapat dilakukan oleh jemaah haji selama berada di Armuzna:a. Hidrasi Maksimal adalah Kunci Utama
- Minum air putih secara teratur, tanpa menunggu rasa haus.
- Manfaatkan air zamzam yang tersedia melimpah.
- Rutin mengonsumsi oralit untuk menggantikan cairan elektrolit tubuh.
- Hindari minuman manis dan berkafein seperti soda, kopi, dan teh manis.
- Selalu membawa botol minum pribadi.
- Gunakan pelindung kepala seperti topi lebar, payung, atau handuk basah yang dililit di kepala.
- Usahakan berteduh, terutama antara pukul 10.00 hingga 16.00.
- Tidur dan istirahat yang cukup untuk memulihkan stamina.
- Jika merasa lelah atau tidak enak badan, segera hentikan aktivitas dan beristirahat.
- Makan secara teratur dan sesuai waktu yang ditentukan.
- Perhatikan batas waktu konsumsi makanan agar terhindar dari risiko kontaminasi.
- Pastikan asupan nutrisi bergizi dan seimbang.
- Gunakan semprotan air dingin atau air zamzam untuk mendinginkan tubuh.
- Gunakan kipas angin genggam atau kipas manual untuk membantu sirkulasi udara.
- Jangan menunda. Jika muncul gejala heat stroke, segera laporkan ke petugas kesehatan terdekat.
- Selalu bawa obat-obatan pribadi dalam tas kecil.
- Informasikan kondisi kesehatan pribadi kepada ketua rombongan atau petugas kesehatan kloter.
"Ingat, kesehatan adalah modal utama dalam beribadah,” tutupnya.