Usai Haji, Jemaah Diminta Waspadai 4 Penyakit Ini Saat Tiba di Tanah Air

Ilustrasi pemeriksaan Covid-19 kepada jamaah haji Kota Depok yang baru tiba di Tanah Air. Foto Diskominfo Depok.

Depok. BeritaHaji.id - Jemaah haji yang akan kembali ke Indonesia diimbau untuk tetap waspada terhadap sejumlah penyakit menular. 

Meski rangkaian ibadah haji telah selesai, risiko penularan penyakit tetap ada, terutama bagi jemaah yang mengalami penurunan daya tahan tubuh.

Kementerian Kesehatan melalui Surat Edaran (SE) Nomor 443.33/P2P/2025 yang diterbitkan pada 16 Juni 2025, meminta jemaah khususnya asal Kota Depok untuk menjaga kesehatan secara optimal setibanya di Tanah Air.

Melansir laman Depok.go.id, ada empat penyakit menular yang perlu diwaspadai usai kepulangan dari Arab Saudi. Jemaah juga diminta mengenali gejala awal dari masing-masing penyakit agar bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

1. COVID-19

Gejala COVID-19 bisa ringan hingga berat. Beberapa yang umum antara lain:

• Demam
• Batuk
• Pilek
• Sakit tenggorokan
• Sakit kepala
• Nyeri otot
• Kelelahan
• Kehilangan indra penciuman atau perasa

Orang dengan gejala tersebut harus segera menjalani pemeriksaan, pelacakan, karantina, dan isolasi sesuai protokol pengendalian COVID-19.

2. MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome)

Penyakit ini punya gejala mirip pneumonia atau Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Kriterianya:

• Demam sekitar 38°C
• Batuk
• Sesak napas

Ditambah dengan riwayat perjalanan ke Timur Tengah atau Arab Saudi dalam 14 hari sebelum sakit.

3. Meningitis

Penyakit radang selaput otak ini juga perlu diwaspadai jemaah haji. Gejalanya meliputi:

• Kaku kuduk
• Penurunan kesadaran
• Riwayat baru pulang dari Arab Saudi dalam 14 hari terakhir

4. Ebola

Meski kasusnya jarang, pemerintah tetap mengantisipasi kemungkinan penularan Ebola. Gejalanya meliputi:

• Demam tinggi (sekitar 38°C)
• Perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
• Kematian mendadak yang tidak dapat dijelaskan

Penderita juga umumnya memiliki riwayat bepergian ke negara endemis Ebola atau Arab Saudi dalam 21 hari sebelum sakit.