Jemaah haji asal Indonesia. Foto Kemenag.
BeritaHaji.id - Lanskap pelayanan haji dan umrah tengah mengalami perubahan besar yang melibatkan regulasi nasional, digitalisasi Arab Saudi, hingga teknologi Artificial Intelligence (AI). Fenomena umrah mandiri juga menjadi tantangan baru yang memaksa penyelenggara ibadah untuk meredefinisi cara melayani jamaah secara menyeluruh.
Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) DPP AMPHURI, Ulul Albab, dalam keterangan tertulis, Selasa, 8 Juli 2025.
Ia menegaskan bahwa Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) AMPHURI pada 20 Juli mendatang harus menjadi titik tolak ijtihad kolektif untuk mengatasi perubahan tersebut.
“Oleh karena itu, mulai hari ini, saya akan menyampaikan secara berseri sejumlah gagasan penting yang dirumuskan dalam bingkai kajian strategi Litbang AMPHURI menuju Mukernas,” kata Ulul.
Ulul menjelaskan, Mukernas nantinya bukan sekadar membahas aspek teknis keberangkatan, tapi juga menyentuh dimensi spiritual, kultural, sosial, bahkan geopolitik dari ibadah haji dan umrah.
Penelitian ini bertujuan membuka ruang diskusi luas, memperkaya analisis, serta menyusun rekomendasi kebijakan yang dapat memperkuat posisi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Beberapa tema yang akan dibahas secara bertahap antara lain:
- Tantangan dan peluang revolusi AI di sektor layanan haji dan umrah.
- Fenomena umrah mandiri dan dampaknya pada penyelenggara resmi.
- Transformasi regulasi pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
- Reformulasi kurikulum manasik dan pelatihan jamaah berbasis digital.
- Reposisi peran AMPHURI dalam diplomasi internasional dan perlindungan konsumen.
- Model bisnis baru bagi PPIU dan PIHK di tengah persaingan global.
Ulul menekankan bahwa pelayanan jamaah bukan sekadar urusan teknis, melainkan amanah ruhaniyah dan tanggung jawab sosial umat Islam Indonesia di kancah global.
“Semoga tulisan-tulisan serial ini tidak hanya menjadi bahan bacaan, tetapi mampu membangkitkan kesadaran kolektif kita bahwa haji dan umrah adalah wajah peradaban Islam yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan,” harapnya.
Ia juga mengajak seluruh pelaku usaha di bawah AMPHURI untuk memperkuat komitmen dan semangat perubahan dalam Mukernas.
“Dengan optimisme seribu persen, tekad bulat, dan niat lurus, kita harus yakin bahwa pelayanan haji dan umrah yang lebih baik, syar'i, dan hasil bukanlah mimpi. Tetapi janji yang bisa tercapai. Asal kita istiqamah dan bergerak bersama,” tutup Ulul.