Jemaah haji pulang dari tanah suci. Foto Kemenag.
BeritaHaji.id - Pulang dari Tanah Suci tak selalu berarti pulang dalam kondisi prima. Tak sedikit jemaah haji yang kembali ke tanah air dengan kondisi tubuh melemah, bahkan mengalami penurunan kesehatan yang cukup serius.
Faktor kelelahan, cuaca ekstrem, padatnya aktivitas, hingga perubahan pola hidup selama berhaji menjadi pemicu utama gangguan kesehatan pasca-ibadah.
Menurut Ira Purnamasari, dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya, ada sejumlah penyakit yang kerap muncul setelah pelaksanaan ibadah haji. Apa saja?
1. ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) jadi keluhan paling sering dialami para jemaah."Penyebab utamanya adalah kelelahan, paparan debu, serta kontak dekat dengan orang-orang dari berbagai negara. Gejalanya meliputi batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan," ujarnya, dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kondisi ini kerap muncul akibat banyaknya interaksi fisik di tempat-tempat padat seperti Mina, Arafah, dan Masjidil Haram.
2. MERS
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) juga patut diwaspadai. Penyakit infeksi saluran pernapasan ini disebabkan oleh virus MERS-CoV yang banyak ditemukan di wilayah Timur Tengah."MERS lebih berisiko menyerang para lansia yang memiliki kekebalan tubuh lemah, serta mengidap penyakit kronis. Gejalanya meliputi demam, batuk, sesak napas, gangguan pencernaan, dan nyeri otot. Komplikasi yang dapat terjadi adalah gagal napas, infeksi yang meluas, gagal organ, hingga kematian," jelasnya.
3. COVID-19
Meski sudah tak separah masa pandemi, virus corona masih perlu diwaspadai. Terutama di kerumunan besar seperti saat berhaji."Virus ini mudah menular bahkan dari orang yang terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala," jelasnya.
Gejalanya bervariasi, mulai dari batuk, demam, hingga hilangnya indera penciuman dan perasa.
4. Meningitis
Ibadah haji memang padat dan melelahkan. Tapi jangan abaikan gejala-gejala serius seperti sakit kepala hebat dan kaku leher."Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang (meningen). Gejalanya meliputi nyeri kepala hebat, kaku kuduk, kejang, hingga penurunan kesadaran," ujarnya.
5. Masalah Pencernaan
Perubahan jenis makanan dan pola makan juga bisa memicu masalah pencernaan. Salah satunya adalah diare, yang cukup umum dikeluhkan jemaah."Kondisi ini berisiko menyebabkan dehidrasi, terutama di kalangan lansia," ujarnya.
Faktor kebersihan dan sanitasi makanan pun turut berperan.
6. Penyakit Kronis Kambuh
Haji adalah ibadah fisik yang intens. Bagi penderita penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, atau jantung, ini bisa jadi pemicu kekambuhan."Terutama jika jemaah kurang menjaga pola makan dan minum obat secara teratur," jelasnya.