Mochamad Irfan Yusuf, atau akrab disapa Gus Irfan. Foto Badan Penyelenggara Haji.
BeritaHaji.id - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Mochamad Irfan Yusuf, atau akrab disapa Gus Irfan, sebagai Menteri Haji dan Umrah di Istana Negara, Jakarta, Senin, 8 September 2025.
Kementerian baru ini dibentuk di Kabinet Merah Putih untuk mengurus pelayanan haji dan umrah yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Agama.
Mulai 2026, penyelenggaraan haji dan umrah akan langsung berada di bawah koordinasi Kementerian Haji dan Umrah. Lantas, siapa Gus Irfan? Berikut profil singkatnya.
Profil Gus Irfan
Mengutip laman Himpuh, Gus Irfan lahir di Jombang, 24 Juni 1962. Ia merupakan putra KH Yusuf Hasyim dan cucu KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Dari garis keturunan itu, Gus Irfan dikenal sebagai bagian dari keluarga Tebuireng yang berpengaruh dalam sejarah Islam dan pendidikan di Indonesia.Sejak kecil, Gus Irfan mengenyam pendidikan di Jombang. Ia lulus SMPP Jombang (kini SMAN 2 Jombang) pada 1981, lalu menempuh studi di Universitas Brawijaya Malang. Ia meraih gelar sarjana pada 1985 dan melanjutkan jenjang magister di kampus yang sama.
Sejak muda, Gus Irfan aktif di dunia pesantren. Pada 1989, ia menjabat sebagai Sekretaris Umum Pesantren Tebuireng. Ia juga menjadi Komisaris PT BPR Tebuireng (1996–2016) dan pengasuh Pesantren Al-Farros sejak 2006. Selain itu, Gus Irfan pernah mengajar di AKPER Widyagama pada periode 2013–2016.
Di NU, Gus Irfan pernah memimpin Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI), badan otonom NU yang fokus pada pengembangan pesantren. Kiprahnya di RMI menunjukkan komitmennya meningkatkan kualitas pendidikan pesantren di Indonesia.
Selain aktif di pesantren, Gus Irfan dikenal sebagai pembicara dalam seminar keagamaan dan kegiatan sosial. Ia mendorong pendidikan inklusif dan Islam moderat yang sejalan dengan tradisi NU.
Meski lebih dikenal sebagai tokoh agama, Gus Irfan juga memiliki keterlibatan politik. Ia dekat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), meski tidak aktif dalam kontestasi politik. Dukungan dan pengaruhnya tetap terasa di lingkaran politik Islam.
Gus Irfan juga vokal dalam isu kebangsaan. Ia mendorong pluralisme, kebhinekaan, serta penyelesaian masalah sosial melalui dialog damai. Posisi strategisnya di NU dan kedekatan dengan keluarga besar pendiri NU membuat suara Gus Irfan diperhitungkan di tingkat nasional.