Kartu nusuk untuk jemaah haji di tanah suci. Foto ist.
BeritaHaji.id - Pemerintah Arab Saudi kini menerapkan sistem baru bagi jemaah haji Indonesia melalui pemberian kartu Nusuk. Tak sekadar kartu identitas, Nusuk menjadi alat kontrol layanan, akses lokasi ibadah, hingga pengatur pergerakan jemaah di puncak haji.
Inovasi ini diharapkan dapat menghindari kekacauan layanan dan memastikan setiap jemaah mendapatkan haknya secara tepat dan terkoordinasi.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, menjelaskan bahwa kartu Nusuk memiliki tiga fungsi utama yang sangat krusial selama pelaksanaan ibadah.
“Pertama, Nusuk merupakan bagian dari layanan syarikah. Tahun ini, jemaah haji Indonesia akan dilayani oleh delapan perusahaan swasta yang disebut syarikah,” kata Hilman saat melepas keberangkatan jemaah asal Kabupaten Sukabumi yang tergabung dalam Kloter 18 di Embarkasi Bekasi, Sabtu (10/5/2025).
Ia menambahkan, setibanya di Madinah, jemaah akan ditempatkan di hotel sesuai ketentuan syarikah. Sebelum berangkat ke Makkah, masing-masing jemaah akan menerima kartu Nusuk sebagai tanda mereka telah masuk dalam sistem layanan yang terintegrasi.
“Menjadi tanggung jawab petugas untuk memastikan setiap jemaah memiliki Nusuk. Ini penting karena data jemaah akan langsung sinkron dengan sistem syarikah,” jelasnya.
“Nusuk ini spesifik sesuai dengan syarikah yang melayani. Jadi, Insya Allah tidak akan ada lagi cerita jemaah terlantar karena ketidakjelasan layanan," tegas Hilman.
Fungsi kedua dari kartu ini adalah sebagai syarat masuk ke Masjidil Haram. Dengan sistem validasi digital yang dihubungkan dengan data syarikah, kartu Nusuk membantu menjaga ketertiban dan keamanan di area suci.
“Dengan sistem satu syarikah dan validasi melalui Nusuk, Insya Allah proses ini akan berjalan lebih tertib dan lancar,” ujarnya.
Adapun fungsi ketiga akan sangat terasa saat puncak haji, yakni pergerakan massal dari Makkah ke Arafah, lanjut ke Muzdalifah, lalu Mina. Pada tahap ini, kartu Nusuk menjadi alat utama untuk mengatur logistik, transportasi, dan prioritas layanan.
“Kita akan memberikan pertimbangan khusus untuk jemaah lansia dan pendampingnya. Namun secara umum, Nusuk akan menjadi acuan data yang sangat penting. Jika data kita tidak akurat, dampaknya akan sangat besar,” tutur Hilman.
Dalam kegiatan pelepasan tersebut, turut hadir Kepala Bidang PHU Kemenag Provinsi Jawa Barat, Kepala UPT Asrama Haji Bekasi, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sukabumi, serta para pejabat terkait lainnya.