
Makkah. BeritaHaji.id - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menyampaikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini menghadapi berbagai tantangan.
Kendati demikian, persoalan-persoalan tersebut berhasil diurai satu per satu berkat kerja keras dan terobosan yang dilakukan para Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di lapangan.
“Alhamdulillah, kita bersyukur pada Allah SWT karena satu per satu persoalan-persoalan yang kita hadapi kemarin sudah terurai dengan baik,” ujar Menag, Jumat (30/5/2025) di Masjidil Haram.
Menag mengakui bahwa masih ada hal-hal yang perlu disempurnakan. Namun, tantangan besar yang muncul akibat peralihan sistem menjadi delapan syarikah mampu dihadapi dengan langkah-langkah inovatif dan berani dari para petugas.
Ia pun memberikan apresiasi terhadap kinerja para petugas yang dinilainya penuh inisiatif dan keberanian dalam mengambil keputusan.
Menurutnya, kejeniusan teman-teman yang bertugas mampu melakukan ijtihad yang cukup berani, dan juga berani melakukan terobosan.
"Sehingga banyak hal yang diperkirakan akan berpotensi masalah berat, besar, tapi ternyata bisa terselesaikan dengan baik, bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan,” lanjut Menag.
Menjadi Pelajaran untuk Masa Depan
Lebih lanjut, Menag menyebut bahwa pengalaman tahun ini menjadi pelajaran penting untuk penyelenggaraan haji di masa mendatang, khususnya dalam konteks pengelolaan jemaah dengan konsep syarikat non-tunggal.“Hal ini menjadi pelajaran penting untuk penyelenggaraan haji di masa mendatang, khususnya dalam mengelola jemaah dengan konsep syarikat non-tunggal,” sambungnya.
Menag juga menekankan pentingnya dokumentasi dan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan haji tahun ini.
“Setiap anggota tim Amirul Hajj diminta untuk mencatat, memotret, dan menyusun laporan atas seluruh kegiatan dan kunjungan mereka,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa dokumentasi tersebut akan dihimpun menjadi satu buku besar sebagai referensi utama dalam penyelenggaraan haji di tahun-tahun berikutnya.
Tujuannya, lanjut dia, agar Kemenag memiliki buku besar pelaksanaan haji dari A sampai Z. Adapun buku ini diharapkan menjadi referensi wajib di tahun-tahun mendatang.
“Laporan dari tim Amirul Hajj akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi Presiden dalam mengevaluasi dan menyempurnakan penyelenggaraan haji ke depan,” pungkas Menag mengakhiri.