Setelah Ancaman Bom, Penerbangan Haji SV 5688 Akhirnya Tiba Selamat di Surabaya

Redaksi
0
Jemaah haji di Bandara Kualanamu, Medan. Foto Kemenag.

BeritaHaji.id – Usai diterpa ancaman bom dan mendarat darurat di Bandara Kualanamu, pesawat Saudia Airlines SV 5688 yang mengangkut 376 jemaah haji kloter 33 Debarkasi Surabaya akhirnya tiba dengan selamat di Bandara Juanda, Surabaya, Minggu, 22 Juni 2025 pagi.

Pesawat lepas landas kembali dari Kualanamu pada pukul 03.30 WIB dan mendarat di Surabaya pukul 08.00 WIB menggunakan armada yang sama setelah dinyatakan aman.

"Pada 16.30 WIB, pesawat diserahkan dari pihak Polda Sumatera Utara kepada otoritas bandara dengan status hijau, setelah dinyatakan aman dan tidak ditemukan indikasi bahan berbahaya apa pun,” ujar Lukman F. Laisa, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, di Jakarta, Minggu, 22 Juni 2025.

Sebelumnya, pesawat Saudia SV 5688 yang terbang dengan rute Jeddah–Muscat–Surabaya dialihkan ke Bandara Internasional Kualanamu karena mendapat ancaman bom. Ancaman disampaikan melalui sambungan telepon ke petugas ATC Jakarta ACC yang diteruskan dari Kuala Lumpur ACC.

Mengikuti prosedur keamanan, pilot memutuskan untuk mengalihkan rute dan melakukan pendaratan darurat di Medan pada pukul 09.27 WIB.

Setibanya di Kualanamu, petugas melakukan prosedur emergency treatment secara menyeluruh. Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh penumpang dan kru, serta kabin dan kompartemen kargo pesawat. Tim gabungan terdiri dari Tim Gegana Polri, TNI, Aviation Security, dan unsur penyelamat bandara dilibatkan dalam proses ini.

"Selama masa penanganan di Kualanamu, seluruh penumpang dan kru difasilitasi dengan akomodasi hotel, konsumsi, serta pendampingan pelayanan oleh tim bandara dan maskapai," ujarnya.

Lukman memastikan bahwa semua proses berjalan lancar, aman, dan tetap mengutamakan keselamatan penumpang.

Ia menuturkan Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Hubud terus melakukan pengawasan dan koordinasi intensif dengan operator penerbangan, pengelola bandara, otoritas keamanan, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan semua proses berjalan sesuai prosedur dan tetap mengedepankan keselamatan.

"Seluruh proses penanganan insiden ini dilaksanakan dengan mengacu pada protokol kontinjensi keamanan penerbangan, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015 tentang Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan Nasional dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor PR 22 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Penilaian Ancaman Keamanan Penerbangan," jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa insiden ini dikategorikan sebagai ancaman palsu alias hoaks setelah dilakukan evaluasi menyeluruh.

"Setelah melalui penilaian menyeluruh, ancaman yang diterima diklasifikasikan sebagai hoaks oleh otoritas keamanan,” ucap Lukman.

Kasus ini menjadi yang kedua dalam sepekan terhadap maskapai Saudia Airlines. Sebelumnya, pesawat SV 5276 rute Jeddah–Jakarta juga menerima ancaman serupa melalui surat elektronik.

Sebagai langkah antisipasi, Ditjen Hubud kini memperkuat kolaborasi dengan General Authority of Civil Aviation (GACA) Arab Saudi untuk pengamanan penerbangan selama musim haji.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang bergerak cepat menangani insiden ini secara profesional dan efektif.

Adapun Komitmen Ditjen Hubud tetap tak berubah: keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang adalah prioritas utama dalam setiap penerbangan nasional maupun internasional.

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top