Jemaah haji Indonesia sedang memburu jajan pasar di Terminal Syib Amir. Foto Kemenag.
Makkah. BeritaHaji.id - Aroma onde-onde, nasi kuning, hingga bakso menyambut jemaah haji Indonesia yang tiba di Terminal Syib Amir, Makkah.
Terminal ini bukan cuma jadi titik penting mobilitas jemaah ke Masjidil Haram, tapi juga berubah jadi ‘pasar tiban’ khas Nusantara.
Terminal Syib Amir menjadi salah satu terminal paling padat selama musim haji, selain Ajyad dan Jabal Ka'bah. Apalagi pasca-puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), ribuan jemaah dari berbagai negara berkumpul di sana untuk kembali beribadah ke Masjidil Haram.
Menariknya, di sepanjang koridor terminal, puluhan pedagang Indonesia menjajakan jajanan yang akrab di lidah para jemaah Tanah Air.
Ada onde-onde, lumpia, kue pukis, hingga nasi goreng, nasi rames, dan bakwan sayur. Bahkan bakso pun tersedia. Semua dijual dengan harga cukup bersahabat, sekitar 5 riyal per paket.
"Lumayan buat ngemil mbak," ujar Himmah, jemaah asal Jawa Tengah yang terlihat senang dengan temuan kuliner khas kampung halaman di tanah suci.
Para penjualnya adalah WNI mukimin di Makkah. Salah satunya Ayu, warga asal Jawa Barat, yang setiap musim haji rutin berjualan di terminal Syib Amir.
"Omzetnya lumayan Mbak, bisa tembus Rp4 juta semalam," kata Ayu kepada detikHaji, Kamis, 19 Juni 2025.
Fenomena ini tak hanya terjadi di Syib Amir. Hampir di setiap sektor tempat jemaah haji Indonesia menetap, pasar tiban selalu muncul, terutama usai subuh hingga menjelang Dhuha.
Seperti di wilayah Syisyah, Makkah. Beberapa pedagang Indonesia tampak aktif menjajakan jajan pasar ke jemaah RI yang singgah atau hendak ke Masjidil Haram.
Meski jauh dari Tanah Air, suasana khas kampung halaman tetap terasa. Kehadiran kuliner Nusantara membuat jemaah merasa lebih nyaman dan betah menjalani hari-hari mereka di tanah haram.
Terminal Syib Amir menjadi salah satu terminal paling padat selama musim haji, selain Ajyad dan Jabal Ka'bah. Apalagi pasca-puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), ribuan jemaah dari berbagai negara berkumpul di sana untuk kembali beribadah ke Masjidil Haram.
Menariknya, di sepanjang koridor terminal, puluhan pedagang Indonesia menjajakan jajanan yang akrab di lidah para jemaah Tanah Air.
Ada onde-onde, lumpia, kue pukis, hingga nasi goreng, nasi rames, dan bakwan sayur. Bahkan bakso pun tersedia. Semua dijual dengan harga cukup bersahabat, sekitar 5 riyal per paket.
"Lumayan buat ngemil mbak," ujar Himmah, jemaah asal Jawa Tengah yang terlihat senang dengan temuan kuliner khas kampung halaman di tanah suci.
Para penjualnya adalah WNI mukimin di Makkah. Salah satunya Ayu, warga asal Jawa Barat, yang setiap musim haji rutin berjualan di terminal Syib Amir.
"Omzetnya lumayan Mbak, bisa tembus Rp4 juta semalam," kata Ayu kepada detikHaji, Kamis, 19 Juni 2025.
Fenomena ini tak hanya terjadi di Syib Amir. Hampir di setiap sektor tempat jemaah haji Indonesia menetap, pasar tiban selalu muncul, terutama usai subuh hingga menjelang Dhuha.
Seperti di wilayah Syisyah, Makkah. Beberapa pedagang Indonesia tampak aktif menjajakan jajan pasar ke jemaah RI yang singgah atau hendak ke Masjidil Haram.
Meski jauh dari Tanah Air, suasana khas kampung halaman tetap terasa. Kehadiran kuliner Nusantara membuat jemaah merasa lebih nyaman dan betah menjalani hari-hari mereka di tanah haram.
.jpg)
.jpg)
