Rapat Koordinasi Persiapan Embarkasi Haji Daerah Istimewa Yogyakarta di Hotel Novotel Yogyakarta International Airport Kulon Progo, Jumat (11/7). Foto: Kemenag DIY.
BeritaHaji.id - Anggota Komisi VIII DPR RI, Nanang Samodra, mendorong agar pembangunan embarkasi haji di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak hanya menjadi tempat singgah jemaah sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Ia mengusulkan konsep yang lebih luas yakni edukatif, spiritual, dan berdampak jangka panjang.
“Saya pernah lihat di Gorontalo dan juga di Makassar. Mereka membangun kawasan edukasi manasik haji dengan replika Kakbah berukuran asli (skala 1:1), persis seperti yang ada di Makkah,” ujar Nanang saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII ke Kulon Progo, DIY, Jumat, 11 Juli 2025.
Menurutnya, kawasan seperti itu tak hanya bermanfaat bagi jemaah haji yang akan berangkat, tapi juga bisa menjadi pusat pembelajaran sejak dini bagi masyarakat luas.
“Kalau anak-anak kecil sudah mulai belajar rukun haji dan simulasi manasik dari sekarang, mereka akan lebih siap saat waktunya berangkat nanti. Ini investasi keagamaan jangka panjang,” ujarnya dilansir dari laman resmi DPR RI.
Nanang menekankan pentingnya pembangunan kawasan manasik haji terpadu yang tak sekadar sebagai fasilitas teknis, melainkan juga ruang publik keagamaan yang inklusif.
“Selain memberikan nilai tambah dari sisi keagamaan, kawasan ini juga dapat menggerakkan ekonomi lokal di sekitar embarkasi,” katanya.
Ia menilai, kawasan edukatif seperti ini bisa terbuka untuk berbagai kalangan mulai dari masyarakat umum, madrasah, pondok pesantren, hingga menjadi destinasi wisata religi.
"Ini bukan hanya soal tempat transit haji, tapi pusat pembinaan umat,” tegasnya.
Nanang berharap rencana pembangunan embarkasi haji di DIY bisa mengadopsi model serupa. Komisi VIII DPR RI, lanjutnya, akan mendorong agar konsep ini masuk dalam perencanaan resmi.
Ia juga menyebut pentingnya kolaborasi lintas sektor agar proyek ini berjalan optimal.
“Energi edukasi keagamaan ini harus dimulai dari sekarang, dan bisa dikembangkan secara bertahap,” ujarnya.
Nanang menuturkan dukungan dari Kementerian Agama dan pemerintah daerah menjadi kunci agar proyek kawasan manasik ini bisa terintegrasi secara menyeluruh dalam pembangunan embarkasi haji DIY.
“Saya pernah lihat di Gorontalo dan juga di Makassar. Mereka membangun kawasan edukasi manasik haji dengan replika Kakbah berukuran asli (skala 1:1), persis seperti yang ada di Makkah,” ujar Nanang saat Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII ke Kulon Progo, DIY, Jumat, 11 Juli 2025.
Menurutnya, kawasan seperti itu tak hanya bermanfaat bagi jemaah haji yang akan berangkat, tapi juga bisa menjadi pusat pembelajaran sejak dini bagi masyarakat luas.
“Kalau anak-anak kecil sudah mulai belajar rukun haji dan simulasi manasik dari sekarang, mereka akan lebih siap saat waktunya berangkat nanti. Ini investasi keagamaan jangka panjang,” ujarnya dilansir dari laman resmi DPR RI.
Nanang menekankan pentingnya pembangunan kawasan manasik haji terpadu yang tak sekadar sebagai fasilitas teknis, melainkan juga ruang publik keagamaan yang inklusif.
“Selain memberikan nilai tambah dari sisi keagamaan, kawasan ini juga dapat menggerakkan ekonomi lokal di sekitar embarkasi,” katanya.
Ia menilai, kawasan edukatif seperti ini bisa terbuka untuk berbagai kalangan mulai dari masyarakat umum, madrasah, pondok pesantren, hingga menjadi destinasi wisata religi.
"Ini bukan hanya soal tempat transit haji, tapi pusat pembinaan umat,” tegasnya.
Nanang berharap rencana pembangunan embarkasi haji di DIY bisa mengadopsi model serupa. Komisi VIII DPR RI, lanjutnya, akan mendorong agar konsep ini masuk dalam perencanaan resmi.
Ia juga menyebut pentingnya kolaborasi lintas sektor agar proyek ini berjalan optimal.
“Energi edukasi keagamaan ini harus dimulai dari sekarang, dan bisa dikembangkan secara bertahap,” ujarnya.
Nanang menuturkan dukungan dari Kementerian Agama dan pemerintah daerah menjadi kunci agar proyek kawasan manasik ini bisa terintegrasi secara menyeluruh dalam pembangunan embarkasi haji DIY.