Ditunjuk Jadi Syarikah Resmi, Al-Bait Guest Pastikan Kelancaran Ibadah Haji

Ma'rifah Nugraha
0
Syarikah Al-Bait Guest. Foto Al-Bait Guest.

BeritaHaji.id - Syarikah Al-Bait Guest menegaskan komitmennya usai resmi ditunjuk sebagai salah satu dari dua penyedia layanan haji bagi jemaah Indonesia selama tiga tahun ke depan.

Perusahaan itu menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia dan Kantor Urusan Haji atas kepercayaan yang diberikan. Melalui akun resmi @albaitguests, Al-Bait Guest menuliskan janji untuk menghadirkan pelayanan terbaik.

“Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik sesuai harapan mitra, serta memastikan kenyamanan dan kelancaran ibadah haji para jamaah dengan mudah dan penuh ketenangan,” tulis Al-Bait Guest.

Pemerintah Indonesia memastikan penyelenggaraan haji 1447 H/2026 M akan ditangani hanya oleh dua syarikah dari Arab Saudi. Ada 203 ribu jemaah reguler asal Indonesia yang akan mendapat layanan dari kedua perusahaan tersebut.

Pengumuman ini disampaikan Kantor Urusan Haji (KUH) RI di Jeddah lewat akun resmi Instagram @kantorurusanhaji, Senin, 29 September 2025.

Adapun dua syarikah yang dipilih yakni Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service dan Al Bait Guest.

Sebelumnya, KUH Jeddah membuka seleksi untuk sejumlah perusahaan penyedia jasa haji. Dari 17 syarikah yang lolos tahap verifikasi awal, tim KUH KJRI Jeddah kemudian menelaah lebih detail mulai dari kualitas layanan hingga tarif yang diajukan.

Seleksi itu berlanjut ke tahap negosiasi. Dari 17 perusahaan, akhirnya mengerucut jadi enam kandidat yakni Mashariq Almasiah, Al Bait Guest, Rawaf Mina, Rafad Al Hajjaj Company, Alrifadah Pilgrim Service Company, dan Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service. Setelah pembahasan panjang, pemerintah memutuskan menunjuk dua syarikah saja.

Mengutip laman Himpuh News, langkah ini diambil setelah pengalaman tahun 2025, ketika skema multisyarikah menimbulkan banyak kendala di lapangan

"BP Haji tidak akan menggunakan multisyarikah, paling banyak dua syarikah. Jadi, nantinya ada pembanding antara satu syarikah dan syarikah yang lain," ujar Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (sekarang Kementerian Haji dan Umrah), Dahnil Anzar Simanjuntak, di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2025.

Ia menyebut, sistem multisyarikah membuat jemaah yang jadi korban. Permasalahan yang muncul mulai dari bus yang tak kunjung datang, jemaah terpaksa berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina, hingga kekacauan koordinasi data.

"Ada jemaah Indonesia yang terpaksa berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina karena tidak ada bus, atau harus menunggu lama dari hotel ke Arafah," kata Dahnil.

Selain itu, ia menyoroti sinkronisasi data yang bermasalah antara sistem Indonesia (Siskohat), manifest penerbangan, dan data otoritas Saudi. Menurutnya dampaknya besar yajni penempatan hotel berantakan, transportasi tak sinkron, hingga keluarga jemaah bisa terpecah ke syarikah berbeda. Kondisi tersebut memperberat kerja petugas di lapangan.

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top