Kegiatan Sosialisasi Regulasi dan Kebijakan Pengelolaan Biaya Operasional Haji dan Sistem Informasi Haji yang digelar di Kota Batu, Jawa Timur. Foto Kemenag.
BeritaHaji.id - Pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M bagi jemaah asal Jawa Timur mendapat sorotan serius dari Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur. Salah satu catatan paling krusial adalah tingginya angka kematian dan masih adanya jemaah yang belum kembali ke tanah air.
Total ada 115 jemaah asal Jawa Timur yang wafat selama menjalani ibadah haji tahun ini. Mayoritas karena faktor usia lanjut, kelelahan fisik, hingga gangguan kesehatan seperti demensia.
Tak hanya itu, hingga kini, delapan jemaah juga tercatat masih berada di Arab Saudi. Rinciannya yakni lima orang dirawat di RS Arab Saudi (RSAS), satu orang dilaporkan hilang, satu jemaah melahirkan, dan satu orang menemani istrinya yang melahirkan.
“Ini menjadi perhatian penting kami ke depan, terutama dalam aspek layanan kesehatan, pendampingan lansia, dan mitigasi risiko bagi jemaah rentan,” jelas M. Ashadul Anam, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Jatim, saat menyampaikan evaluasi haji dalam acara Sosialisasi Regulasi dan Kebijakan Pengelolaan Biaya Operasional Haji dan Sistem Informasi Haji di Kota Batu, Selasa, 22 Juli 2025.
36 Ribu Lebih Jemaah Berangkat, 25 Gagal karena Visa
Total jemaah haji yang berangkat melalui Embarkasi Surabaya mencapai 36.815 orang pada musim haji 2025. Namun, ada 25 jemaah gagal berangkat akibat terkendala proses visa yang tidak rampung sebelum penutupan sistem e-Hajj.Meski begitu, pelaksanaan ibadah tetap dinilai berjalan lancar. Terutama pada momen puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“Para petugas telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam memastikan layanan terbaik bagi jemaah,” kata Ashadul Anam.
Evaluasi Menyeluruh
Ashadul menjelaskan, penyelenggaraan haji adalah tugas nasional yang melibatkan banyak pihak lintas instansi, baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi."Keberhasilan ini tidak hanya ditentukan oleh pengaturan di Indonesia, tetapi juga dipengaruhi dinamika kebijakan di Arab Saudi,” ujarnya.
Menurutnya, evaluasi menyeluruh ini dilakukan untuk menelaah capaian, tantangan, dan peluang perbaikan layanan haji, khususnya bagi jemaah asal Jawa Timur.
Meski secara umum dianggap sukses, Ashadul menegaskan masih ada sejumlah catatan penting yang harus menjadi perhatian bersama.
Siap Perbaiki Layanan Haji ke Depan
Ashadul menuturkan, hasil evaluasi ini akan menjadi dasar perumusan kebijakan dalam penyelenggaraan haji tahun-tahun mendatang.“Kami ingin memastikan bahwa ke depan layanan haji semakin aman, nyaman, dan berkesan,” ujarnya
Semua masukan dan temuan dalam evaluasi tersebut akan ditindaklanjuti bersama seluruh pemangku kepentingan.
Kegiatan evaluasi ini juga dihadiri oleh Kasubdit Sihdu Ambari Julianto, Kasubbag TU Ditlola Risa Aryani, serta Pj. Perencanaan Anggaran Operasional Haji Sutiar Utomo Sutrisno.