Jemaah haji di Masjidil Haram. Foto Kemenag.
BeritaHaji.id - Badan Penyelenggara (BP) Haji bakal memangkas jumlah syarikah atau perusahaan penyedia layanan haji untuk musim Haji 1447 Hijriah atau 2026 Masehi.
Setelah sebelumnya menerapkan sistem delapan syarikah, BP Haji menilai jumlah tersebut terlalu banyak dan memicu kerumitan teknis.
Kepala BP Haji, Mochamad Irfan Yusuf alias Gus Irfan, mengatakan keputusan ini merupakan hasil evaluasi dari pelaksanaan haji sebelumnya, termasuk hasil pembicaraan dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
"Kita sepakat dengan Saudi, delapan syarikah kemarin terlalu banyak. Tapi cuma satu tidak memberikan peluang untuk persaingan sehat, sehingga mungkin dua atau tiga syarikah," ujar Gus Irfan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Agustus 2025, dilansir dari Himpuh News.
Gus Irfan menyebut bahwa proses pemilihan syarikah untuk musim Haji 2026 akan mempertimbangkan kinerja perusahaan pada musim haji sebelumnya serta proposal layanan yang diajukan.
"Pemilihan akan didasarkan pada performa syarikah pada tahun sebelumnya serta proposal yang mereka ajukan," jelasnya.
Menurutnya, musim Haji 2025 akan menjadi tahun pertama penggunaan sistem delapan syarikah. Namun, implementasi sistem multisyarikah ini ternyata menimbulkan sejumlah persoalan di lapangan.
Salah satu yang paling disorot adalah masalah pemisahan tempat tinggal jemaah, terutama bagi suami-istri atau lansia yang datang dengan pendamping.
Untuk menghindari kejadian serupa, BP Haji berencana melakukan pendekatan baru dengan lebih menyesuaikan pelayanan syarikah dengan kebutuhan jemaah asal Indonesia.
Agar masalah ini tidak terulang,lanjut Gus Irfan, BP Haji berencana untuk ‘mengindonesiakan’ syarikah yang melayani jemaah Indonesia.
Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar, menambahkan bahwa komunikasi antara petugas syarikah dan jemaah sangat krusial untuk kelancaran layanan haji. Karena itu, akan ada langkah strategis yang diambil.
"Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah menempatkan sebagian petugas haji Indonesia ke syarikah yang melayani jemaah Indonesia," ujarnya.
“Ada komposisi 1 persen petugas haji dari jumlah jemaah. Nanti sebagian petugas akan dititipkan di syarikah-syarikah tersebut,” kata Dahnil.
Kepala BP Haji, Mochamad Irfan Yusuf alias Gus Irfan, mengatakan keputusan ini merupakan hasil evaluasi dari pelaksanaan haji sebelumnya, termasuk hasil pembicaraan dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
"Kita sepakat dengan Saudi, delapan syarikah kemarin terlalu banyak. Tapi cuma satu tidak memberikan peluang untuk persaingan sehat, sehingga mungkin dua atau tiga syarikah," ujar Gus Irfan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Agustus 2025, dilansir dari Himpuh News.
Gus Irfan menyebut bahwa proses pemilihan syarikah untuk musim Haji 2026 akan mempertimbangkan kinerja perusahaan pada musim haji sebelumnya serta proposal layanan yang diajukan.
"Pemilihan akan didasarkan pada performa syarikah pada tahun sebelumnya serta proposal yang mereka ajukan," jelasnya.
Menurutnya, musim Haji 2025 akan menjadi tahun pertama penggunaan sistem delapan syarikah. Namun, implementasi sistem multisyarikah ini ternyata menimbulkan sejumlah persoalan di lapangan.
Salah satu yang paling disorot adalah masalah pemisahan tempat tinggal jemaah, terutama bagi suami-istri atau lansia yang datang dengan pendamping.
Untuk menghindari kejadian serupa, BP Haji berencana melakukan pendekatan baru dengan lebih menyesuaikan pelayanan syarikah dengan kebutuhan jemaah asal Indonesia.
Agar masalah ini tidak terulang,lanjut Gus Irfan, BP Haji berencana untuk ‘mengindonesiakan’ syarikah yang melayani jemaah Indonesia.
Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar, menambahkan bahwa komunikasi antara petugas syarikah dan jemaah sangat krusial untuk kelancaran layanan haji. Karena itu, akan ada langkah strategis yang diambil.
"Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah menempatkan sebagian petugas haji Indonesia ke syarikah yang melayani jemaah Indonesia," ujarnya.
“Ada komposisi 1 persen petugas haji dari jumlah jemaah. Nanti sebagian petugas akan dititipkan di syarikah-syarikah tersebut,” kata Dahnil.