BP Haji Temukan Petugas 'Nebeng' Haji, Rekrutmen 2026 Bakal Super Ketat

Ma'rifah Nugraha
0
Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak. Foto Himpuh News.

BeritaHaji.id - Badan Penyelenggara (BP) Haji bakal memegang penuh tongkat komando operasional haji Indonesia mulai 2026. Meski musim haji 2025 telah usai, Wakil Kepala BP Haji Dahnil Anzar Simanjuntak menyoroti pentingnya pembenahan, khususnya soal kualitas petugas haji.

Dalam evaluasi internal yang digelar di Kantor BP Haji, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Juni 2025 malam, Dahnil mengapresiasi ribuan petugas yang telah bekerja keras membantu jemaah selama di Tanah Suci. Namun, ia tak menutup mata soal adanya segelintir petugas yang justru tak menjalankan fungsinya.

"Jadi ada PHD-PHD di daerah, kemudian sekadar nebeng-nebeng haji, tapi tidak melakukan fungsinya sebagaimana mestinya sebagai petugas haji,” kata Dahnil, dikutip dari Himpuh News, Minggu, 3 Agustus 2025.

Rekrutmen Lebih Ketat, Pelatihan Lebih Lama

Menanggapi temuan tersebut, BP Haji bakal melakukan perombakan besar dalam sistem rekrutmen petugas mulai 2026. Fokusnya ada pada proses seleksi di daerah yang selama ini dinilai longgar.

Dahnil menegaskan, skala ekonomi penyelenggaraan haji yang mencapai Rp 60-80 triliun per tahun menuntut pelayanan prima dan profesional.

“Yang bisa ke tanah haram itu adalah hanya umat Islam. Memang ibadahnya eksklusif. Tapi outputnya itu inklusifitas. Itu kan sama halnya Anda masuk barak pelatihan,” ucapnya.

“Supaya bisa kuat, keluar dari pelatihan itu. Itu justru harus inklusif. Harus bisa merangkul siapapun,” sambung dia.

Pelatihan 3 Hari Dinilai Tak Cukup

Selama ini, pelatihan bagi petugas hanya berlangsung tiga hari. Menurut Dahnil, durasi tersebut sangat tidak ideal untuk membentuk kesiapan fisik dan mental.

“Jadi nanti petugas yang 2.000-an itu, kan selama ini pelatihannya itu yang mohon maaf ya, tiga hari, bahkan enggak pelatihan. Kami akan rekrutmen sejak dini,” ujarnya.

Ia memastikan seleksi akan diperketat dan pelatihan digelar dalam waktu yang lebih panjang.

“Kami mau petugas itu yang prima. Yang prima, yang punya bonding kuat di antara petugas, menjadi tim," tegas Dahnil.

Simulasi ala Barak Militer

Guna membentuk tim yang solid dan tahan banting, BP Haji berencana menerapkan sistem pelatihan ala barak militer. Fokus utamanya adalah penguatan fisik dan pembentukan disiplin kerja.

“Kalau mereka masuk barak, mereka kan harus bonding satu bulan mempersiapkan fisiknya,” kata Dahnil.

Daya tahan tubuh petugas sangat krusial, terutama untuk menghadapi padatnya mobilisasi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Sebagian besar petugas-petugas itu harus kuat fisik. Fisik, kemudian kemampuan berbahasa Arab dasar itu penting. Minimal sebulan itu cukup untuk memahami bahasa Arab dasar,” jelasnya.

Libatkan TNI, Dipimpin Komandan Lapangan

Sebagai bentuk keseriusan, BP Haji akan menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pembinaan petugas. Sejumlah tenaga ahli dari kalangan militer sudah direkrut.

“Tapi mereka sudah bonding dan mereka dipimpin dan terpimpin ada komandan lapangan,” ujar Dahnil.

“Makanya terus terang, saya rekrut tenaga ahli dari tentara. Dari Jenderal Bintang 2, Infanteri, yang nanti akan mengurusi itu,” tandasnya.

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top