Arab. Beritahaji.id - Ibadah haji 2026 tinggal enam bulan lagi. Pemerintah Indonesia mengingatkan calon jemaah haji agar mulai memperhatikan kondisi kesehatannya sejak sekarang.
Pasalnya, mulai musim haji mendatang, pemeriksaan istitha’ah kesehatan akan diberlakukan jauh lebih ketat.
Hal itu disepakati dalam pertemuan resmi antara Menteri Haji dan Umrah RI, Mochamad Irfan Yusuf, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al-Rabiah, di Riyadh, Minggu, 19 Oktober 2025, sebagaimana dikutip dari laman Himpuh News.
Tawfiq menegaskan, pada musim haji 2026 nanti, pemeriksaan kesehatan jemaah tidak hanya dilakukan di tanah air, tetapi juga akan ada pemeriksaan acak di bandara, hotel, hingga area Masyair. Adapun jamaah yang tidak lolos bisa dipulangkan langsung dari Arab Saudi.
Selain itu, penyelenggara haji yang kedapatan melanggar ketentuan kesehatan akan dikenai sanksi tegas dari otoritas Arab Saudi.
Berikut daftarnya:
Hal itu disepakati dalam pertemuan resmi antara Menteri Haji dan Umrah RI, Mochamad Irfan Yusuf, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al-Rabiah, di Riyadh, Minggu, 19 Oktober 2025, sebagaimana dikutip dari laman Himpuh News.
Tawfiq menegaskan, pada musim haji 2026 nanti, pemeriksaan kesehatan jemaah tidak hanya dilakukan di tanah air, tetapi juga akan ada pemeriksaan acak di bandara, hotel, hingga area Masyair. Adapun jamaah yang tidak lolos bisa dipulangkan langsung dari Arab Saudi.
Selain itu, penyelenggara haji yang kedapatan melanggar ketentuan kesehatan akan dikenai sanksi tegas dari otoritas Arab Saudi.
11 Penyakit yang Tidak Memenuhi Istitha’ah Kesehatan
Pemerintah melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) telah menetapkan daftar penyakit yang dinilai tidak memenuhi syarat istitha’ah kesehatan untuk berangkat haji. Daftar ini mencakup 11 kondisi medis dengan risiko tinggi selama menjalankan ibadah.Berikut daftarnya:
- Penyakit Jantung Koroner: berisiko tinggi memicu serangan mendadak.
- Hipertensi Tidak Terkontrol: tekanan darah tinggi yang tidak stabil bisa berujung stroke.
- Diabetes Mellitus Tidak Terkontrol: rawan infeksi dan komplikasi berat.
- Penyakit Paru Kronis (COPD): mempersulit pernapasan di tengah aktivitas padat haji.
- Gagal Ginjal: membutuhkan dialisis rutin yang sulit dilakukan selama haji.
- Gangguan Mental Berat: seperti skizofrenia atau bipolar yang belum stabil.
- Penyakit Menular Aktif: misalnya TBC atau hepatitis yang belum tertangani.
- Kanker Stadium Lanjut: kondisi fisik lemah dan butuh pengawasan intensif.
- Penyakit Autoimun Tidak Terkontrol: seperti lupus atau rheumatoid arthritis aktif.
- Stroke: terutama bagi mereka yang baru pulih dari serangan.
- Epilepsi Tidak Terkontrol: berisiko kambuh di tengah kerumunan jamaah.


